Jepang Patut Ditiru

Sore tadi, saya kedatangan teman dari Jepang. Kami berbincang mengenai kebiasaan orang Jepang yg mempunyai tipikal Pekerja Keras. Masuk kerja jam 7 pagi dan keluar kerja jam 9-12 malam. Kebiasaan ini membuat mereka stress, maka wajar jika yg dilakukan setelah bekerja adalah minum sake lalu tidur. Sehingga kebiasaan tidur hingga 2 jam sehari adalah wajar.

Kemudian saya bertanya mengenai kebiasaan makan mereka. Orang Jepang terbiasa dgn pola makan sedikit tapi berkualitas utk kesehatan mereka; hal ini pun disebabkan bahan pokok Beras hanya bisa panen setahun sekali karena kondisi iklim 4 musim, sehingga menanam padi tidak bisa optimal utk menyuplai warga Jepang. Maka efesiensi adalah solusi mengatasi masalah kebutuhan pangan mereka. Sayangnya mereka kekurangan utk mengkonsumsi buah2an, dikarenakan kondisi tanah yg tidak cocok utk bercocok tanam buah2an. Harga satu buah mangga bisa seharga 500 ribu rupiah, dan satu duren saja bisa menyampai 1 juta rupiah.

Kemudian saya menanyakan budaya Harajuku, dia jawab nama sebuah tempat di Jepang, tapi saya jelaskan jika harajuku itu kebiasaan muda mudi Jepang yg berpakaian warna warni dengan rok mini dan rambut dicat dgn warna yg disukai, bahkan make up wajah yg seperti boneka; dan kebiasaan ini banyak ditiru oleh remaja Indonesia juga. Teman saya menjelaskan memang ada, tapi tidak sebanyak remaja Indonesia yg meniru kebiasaan harajuku.

Satu hal yg menarik perhatian saya, teman saya mempunyai NGO atau LSM yg sedang melakukan penelitian kondisi air sungai di Indonesia yg sudah terkontaminasi oleh Limbah. Walaupun masih muda kelahiran 1981, sudah mempunyai kreatifitas utk melakukan studi analisis air sungai di Indonesia dgn biaya sendiri. Yg dia lakukan adalah meneliti, menganalisa, dan mengevaluasi , sehingga hasilnya akan dilaporkan dan diajukan ke Pemerintahan Jepang. Maka pemerintah Jepang akan memberikan dana riset utk menciptakan teknologinya dan menawarkan sebuah proyek bernilai ratusan milyar pada Indonesia.

Dalam benak saya, rupanya hanya trendy remajanya saja yg bisa laku ditiru oleh orang Indonesia, bukan mental dan keuletan dalam bekerja dan mencari Ilmu...:-D Padahal banyak yg bisa ditiru dari Jepang dalam hal mentalitas, efesiensi, dan pola hidup yg berkualitas karena keterbatasan Sumber Daya Alam. Di lain pihak, Indonesia itu sebuah negara yg SDAnya melimpah ruah, bahkan tidak perlu membeli mangga seharga 500rb rupiah....:-)

Kemudian, saya pun bertanya pada diri saya, kemana lulusan2 Indonesia yg tidak bisa melakukan seperti yg dilakukan oleh lulusan Jepang ini utk memberikan yg terbaik bagi Indonesia, karena ini adalah proyek besar dan menguntungkan utk menciptakan teknologi sendiri. Dan kenapa Pemerintahan Indonesia seperti tidak peduli terhadap intelektualitas anak bangsa, dan lebih cenderung senang menjadi MAKELAR sebuah proyek yg ditawarkan oleh negara2 luar.

Satu hal lagi yg menarik perhatian saya, ada satu peluang Indonesia bisa menjadi eksportir di bidang Pertanian. Seharusnya Pemerintahan memberikan peluang dan jalan bagi rakyatnya utk bisa mempunyai akses ke luar negeri. Kalau Jepang bisa membuka akses utk anak bangsanya peluang ke Indonesia, kenapa kita tidak bisa???

0 Response to "Jepang Patut Ditiru"

Posting Komentar