Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 8

Bab 8 

MEMPERTIMBANGKAN MHMD(t) :PRASASTI PADA KUBAH BATU


Inilah pandangan saya tentang mengapa proyek pembaharuan Inskripsi pada Kubah Batu dari aslinya oleh al-Malik (694 M) ke masa al-Ma’mun (830-833 M) adalah sebuah keharusan sejarah!

Image

Penanggalan pada Kubah Batu adalah tahun 694 M, dan semua orang menganggap ini benar-benar dapat diandalkan. Namun sebenarnya tidak demikian.
Sebab penanggalan ini bertentangan dengan semua kesaksian tertulis lain yang kita miliki tentang Muhammad historis, anehnya sedikit terlalu dini.

Penanggalan dari setiap ayat-ayat Quran sebagai tahun 72 H atau 694 M nampaknya terlalu dini sebab bahkan sebuah dokumen yang disebut Fiqh Akbar I yang dirancang untuk menunjukkan pandangan Muslim ortodoks, dilaporkan tidak memiliki referensi Quran! Abu Hanife (meninggal .767M), Imam tertinggi saat itu, telah menulis teks ini namun tidak memiliki referensi untuk setiap Quran, padahan saat itu sudah tahun 750 M ! Sudah jelas bahwa dengan menempatkan antara 830-832 M (khalifah al Ma'mun), dan bukan pada saat Al Malik (694 M), maka inskripsi Kubah Emas menjadi semakin selaras dengan data-data yang ada.

Mari kita lihat di kalimat akhir dari prasasti luar ...

  1. Demi nama Allah, maha Pengasih dan Penyayang. Tiada ilah lain selain Allah. Dia Esa.
  2. Dia tidak berkawan. Muhammad utusan Allah, berkat Tuhan atas dirinya.
  3. Kubah itu dibangun oleh hamba Allah 'Abd Allah Imam al-Ma'mun, Komandan Mukminin, dalam tahun dua dan tujuh puluh.
  4. Semoga Allah menerima dari dia dan puas dengan dirinya. Amin, Tuhan semesta alam, puji Tuhan.

Apa yang kita baca di sini adalah bahwa Kubah Emas dibangun oleh khalifah al-Ma'mun (memerintah 813-833 M), pada tahun ''dua dan tujuh puluh” atau 72. Banyak pihak mengaitkan penanggalan itu dengan Abd al-Malik bin Marwan (646-705) karena beranggapan bahwa angka 72 ini pastinya mengacu pada 72 tahun Hijriah. Dari apa yang saya kumpulkan tentang tahun Hijriah adalah tahun dimana konon nabi Muhammad pindah dari Mekkah ke Madinah yaitu tahun 622 M. Dan selama ini kita berpikir bahwa angka 72 mengacu pada tahun masa 72 tahun setelah tahun 622 M. Namun faktanya tidaklah demikian. Inilah ceritanya.

http://www.templemount.org/allah.html
Selama berabad-abad orang memuji khalifah Al-Mamun dengan pembangunan kuil yang luar biasa ini sampai kita menyadari ada kesalahan penulisan waktu, sebab sang Kalifah berkuasa dari tahun 813 – 833M, dan ia memperbaiki Kubah Batu tahun 831 (penerjemah: tahun 831 M setara dengan tahun 209 Hijriah, mengapa Al Ma’mun menuliskan tahun 72 ?) . Ada rentang waktu satu setengah abad. Ini adalah kasus penipuan dimana suatu nama (Abdul Malik) diganti dengan nama lain (Al Makmun). Saat ini orang-orang hanya tersenyum dengan penipuan ini.

Sepertinya kesalahan atau bahkan pemalsuan tersebut paling tidak mungkin terjadi di bawah pemerintahan seorang khalifah. Bahkan paling tidak pemalsu ini akan telah dipenggal kepalanya! Seperti yang kita lihat tahun 'dua dan tujuh puluh' tidak diikuti oleh tambahan keterangan ‘tahun Hijriah’ Tidakkah ini aneh? Mungkinkah tahun 72 itu tidak mengacu pada 72 H melainkan tahun 72 dengan penanggalan yang berbeda ?

Benar sekali. Ini bukan penanggalan Hijriah melainkan penanggalan tahun dinasti. Sudah menjadi kebiasaaan yang mengakar apabila para penguasa menetapkan tanggal tahun berdasarkan pada tahun dinasti mereka mulai memerintah. Saya berpendapat bahwa tahun ‘72’ ini tidak mengacu pada tahun 72 Hijriah melainkan tahun ke-72 sejak pemerintahan dinasti Abbasiyah. Dan kita tahu bagaimana mereka meremehkan apapun hasil dari pemerintahan dinasti Umayyah sebelumnya, yang mereka nilai telah rusak dan tidak memiliki kepemimpinan sejati. Sekarang jika kita mengurangkan tahun 830 dengan angka 72 maka kita mendapatkan 758 ... Itulah penanggalan awal dinasti Abbasiyah (758-1258)! Perbedaan satu tahun (entah tepatnya 830 – 831 M tepatnya mereka memulihkan Kubah Batu) bisa disebabkan banyak faktor, seperti pemahaman mereka sendiri tentang kapan tepatnya kekuasaan dinasti dimulai, dan perbedaan penanggalan surya / bulan. Tahun 758 adalah ketika Dinasti Abbasiyah hijrah dari Harran ke Baghdad.

ada kutipan menarik di http://en.wikipedia.org/wiki/Baghdad :

Empat tahun sebelum pendirian kota Baghdad, di tahun 758, Mansur mengumpulkan para insinyur, surveyor, dan ahli seni konstruksi dari seluruh dunia untuk datang bersama-sama dan menyusun rencana kota. Lebih dari 100.000 pekerja konstruksi didatangkan untuk melakukan survei dan rencana; banyak gaji didistribusikan untuk memulai pembangunan kota besar.
Ini pasti saat-saat antusiasme mereka. Dengan bermodalkan keahlian yang sama seperti mereka membangun kota Baghdad 72 tahun sebelumnya, maka tulisan 72 dan al Ma’mun dapat dipahami pada inskripsi Kubah Batu dapat dipahami. Sayangnya kita sering membayangkan angka 72 ini sebagai tahun 72 H tahun dimana Abdul Malik memimpin. Dengan memahami arti penanggalan yang tepat, segera saja inskripsi ini kembali ke jalur faktual historisnya. . Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa al-Malik tidak melakukan apa-apa dengan Kubah Batu, hanya saja jelas bahwa bentuk akhir bangunan Kubah Batu ini adalah hasil dari Kalifah al-Ma'mun.Jelas bahwa bangunan ini seluruhnya bercorak Persia tanpa ada apapun yang bercirikan Arab di tempat ini, sama seperti yang kita temukan di masjid Damaskus atau al-Aqsa.

Dikatakan bahwa bangunan itu diperintahkan oleh Umar, hanya harus dimulai dengan sungguh-sungguh sekitar 50 tahun kemudian. Itu sangat luar biasa jika dibangun sesingkat itu! Pengaruh yang jelas dari kubah Persia, sangat berbeda dengan apa-apa dari arsitektur Umayyah Arab pada jaman itu. Jelas sekali bahwa gaya arsitekturnya menunjukkan kepada jaman Abbasiyah (dengan Iran tulisannya kufic Piramouz).

Image

Mari kita bandingkan dengan inskripsi pada Kolam Pemandian di Gadara ( yang tulisannya dimulai dengan tanda salib, Hamat Gader, 662/3)
http://www.islamic-awareness.org/Histor ... ammat.html

1. Pada jaman Hamba Allah Mu'awiya (bhs. Aram: Abdalla Maawia), sang Komandan
2. kaum yang setia (amēra almoumenēn) Pemandian air panas dari
3. kaum kami diselamatkan dan dibangun kembali
4. oleh 'Abd Allāh Abū putra Hasyim (Abouasemou), yang adalah
5. Gubernur, pada tanggal lima bulan Desember,
6. pada hari kedua (minggu ini), pada tahun ke-6 penunjukannya,
7. dalam tahun ke-726 koloni itu, tahun ke-42 menurut orang-orang Arab (kata Arabas)
8-9. untuk menyembuhkan orang sakit, di bawah perawatan Ioannes, pejabat dari Gadara.


Kita bisa melihat bagaimana sebuah data penanggalan secara penuh ditulis, dan bahwa Maavia (Aram untuk Muawiyah) adalah 'Amir (Gubernur), bukan khalifah!

Kemudian diawali dengan tanda salib terukir di awal tulisan. Ini mungkin merupakan prasasti dengan bahasa Yunani murni di awal tanggal hijrah. Tapi Hijrah ini tidak terkait dengan Muhammad bergerak dari Mekah (?) Ke Madinah (Yath'rib), melainkan mengacu pada waktu ketika Konstitusi Madinah diratifikasi, yang membentuk aliansi bersama kaum Arab / Yahudi / Kristen. Kita bisa melihat bahwa Perjanjian ini ditanda-tangani di Najran (631) dan Tabouk (630), yang menjamin kebebasan total orang ibadah, yang kemudian komitmen ini berubah dalam prakteknya dikemudian hari!


Penanggalan Hijriah

Saya sangat yakin penanggalan Hijriyah (dimulai tahun 622) resmi berkaitan dengan meratifikasi Konstitusi Madinah, yang menetapkan konsep “Ummah” yang pertama yang terdiri dari aliansi antara faksi-faksi yang berbeda dari orang Arab (belum disebut Muslim, tapi sebagai Saracen, Hagarenes, dll) dan beberapa faksi Kristen (Ansar, Nasari, Nestoria) dan Yahudi mesianik. Saya percaya bahwa disinilah “Muhammad” muncul , entah itu Muhammad ibn Maslamah dan / atau Salman Persia (keduanya non-Arab). Ini jauh lebih menyejarah dari pada legenda yang selama ini beredar dan difabrikasi dari awala dinasti Abbasiyah, seperti kita telah lihat tentang Mekkah, Hijriyah, Ka'abah dan Haji.

Abbasiyah memisahkan diri dengan konfederasi sebelumnya dan mendirikan ke-ummah-an mereka sendiri. Jadi penanggalan Hijriah tidaklah penting bagi mereka. Hal yang sangat bertentangan dengan sifat penulisan inskripsi Kolam Pemandian di Gadara.Merekalah yang memulai merekayasa kisah-kisah Muhammad dengan penanggalan yang tidak valid mulai dari kelahirannya di Tahun Gajah yang hanya fiksi, hanya untuk membangun suatu kisah-kisah”kredibel” tentang asal-usul mulia nenek moyang Mutalib.

Khalifah Ma'mun (813-833) adalah orang yang memicu sirrat (buku Biografi) pertama dari nabi (Ibnu Hisyam-d.833 dibelakang baying-bayang figur samar Ibnu Ishaq), hadis pertama Bukhari, yang kita ketahui datang tepat setelahnya. Di bawah penguasa ini juga kita tahu bahwa Aliran Fiqh ditetapkan oleh Muhammad (Syafi'i, Syariah). Segera setelahnya sejarawan pertama Arab, al-Tabari mendasarkan karyanya pada cerita dari mulut ke mulut menjadi tertulis diciptakan , dengan perspektif hagiographic (pengkultusan pribadi yang dipercaya suci), sekalipun dengan rincian dari sumber yang tidak kuat dan tidak berdasar. Karya keduanya adalah Tafsir atau komentar Quran yang akan menggaris bawahi ayat-ayat Quran. Dari sinilah semua itu terjadi

Nah, sekarang periode 830-33 sebagai tanggal berdiri Kubah Batu akan sepenuhnya menggantikan setting kronologis dari inskripsi itu . Bahkan jika kita mengakui pendirian Kubah Batu sebelumnya (yang masih berupa kayu) tidak berarti bahwa inskripsi itu berasal dari jaman Abdul Malik. atau bahwa inskripsi itu tepat sama seperti yang ada pada saat ini. Namun dengan semua rekaman historis yang tersedia, tidak bisa demikian. Adalah Al-Makmun yang benar-benar mendirikan Kubah Batu !

Sekali lagi, kita dapat melihat bagaimana para cendekiawan kita bisa mudah tertipu ketika mengikuti tradisi Islam, sebab sejarahnya sebagian besar tidak dapat diandalkan. Tadinya mereka tersenyum melihat ‘kepalsuan’ Al Makmun yang menuliskan 72 sebagai motif untuk diakui sebagai yang mendirikan di tahun 72 H (694), padahal tahun 72 tersebut benar adanya apabila dibaca bukan sebagai tahun 72 H melainkan tahun ke-72 pemerintahan Dinasti Abbasid.

John Wansbrough di tahun 1970 sudah menduga bahwa agama Islam diciptakan pada masa Abbasid, dan kemudian beritikan membuat kitab suci dan agamanya sendiri. Studinya dan Theodore Noldeke telah membuat lebih banyak sarjana, seperti Karl-Heinz Ohlig dan Gerd-R Puin.

Menurut mereka mata uang logam pertama dicetak dengan huruf MHMT dicetak di Iran Timur tahun 659 M dan kita memiliki banyak koin Umayyah menampilkan salib atau bahkan Yesus (dengan pedang). Marwan II adalah penguasa pertama yang menyebut dirinya Kalifah di tahun 748 M sebagai tantangan terbuka atas otoritas kaisar Romawi. Dan koin pertama yang menyebutkan kata ‘Mekkah’ dicetak pada tahun 828, tepat pada pemerintahan al-Ma’mun. Kemudian antara 687 M dan 693 M telah terjadi perang antaramata uang antara mata uang ciptaan Romawi dengan ciptaan al-Malik, koin-koin itu harus dibawa keluar dari peredaran dua tahun kemudian, dan pemakai koin Romawi diancam di bawah hukuman mati!

Berikut adalah contoh dari koin-koinnya :

Image

Koin-koin sebelah atas dianggap terlarang. Tidak diketahui secara jelas siapakah ketiga figur itu (Abu bakar (?), Muhammad (?) dan Aishah (?) dengan memegang pedang). Koin kedua adalah gambaran Yesus apokaliptik yang menyandang pedang. Dinar emas tahun 693. Kemudian koin-koin tradisional dengan huruf saja.

Sekarang, mari kita lihat koin bergambarkan Yesus dengan insial M (ditambah salib) sebagai MHMD – Yang Terpuji / Yang Terpilih

Image Image Image



Akhirnya, inilah kronologis Kubah Batu menurut saya :
  1. 621 M:
    Peristiwa Isra Mi’raj, Muhammad, terbang di atas punggu Buraq sampai Masjid terjauh "(QS 17:.1). (tentu saja ini bukan fakta sejarah, tidak ada bukti yang menguatkan hal ini. Namun untuk kemudahan jalan cerita, saya memasukkannya ke sini)
  2. 622 M :
    Tahun dimana diduga Kiblat dipindahkan arahnya dari Yerusalem menuju Mekkah (QS 2: 44-150). Pada kenyataannya, tidak pernah terjadi sampai 710 M
  3. 629 M:
    Kaisar Heraclius memasuki Yerusalem dengan kemenangan dan dia memulihkan kembali 'Salib Sejati'.
  4. 638 M:
    Yerusalem dikepung lama sekali oleh seorang komandan yang tidak diketahui namanya (Jalaludin?) Sampai Umar datang dengan lebih banyak pasukan. Ini adalah kota terakhir wilayah Palestina yang diambil (terlihat seperti kota ini tidak begitu penting). Rakyat dipimpin oleh Uskup Kristen Monofisit Patriach Sophronius menyerah dengan kehormatan dan perlindungan bagi gereja-gereja asli dan Kristen, tetapi 12,000 orang Yunani harus pergi. Orang-orang Yahudi diizinkan untuk kembali (seturut dengan konstitusi Madinah – namun ternyata banyak bertentangan dengan ayat-ayat Quran dan Tradisi Islam yang menyatakan Muhammad dan Yahudi berpisah sejak tahun 624). Menurut uskup Gaullic Arculf, yang tinggal di Yerusalem 679-688, Masjid Umar hanya sebuah struktur kayu persegi dibangun di atas reruntuhan dan menampung hingga 3.000 jamaah. Saya pikir itu tetap seperti ini untuk waktu yang lama.
  5. 687-691 M:
    Diduga pada tahun-tahun ini pembangunan Kubah Batu oleh al-Malik.
  6. 820 M:
    Yerusalem ditutup untuk sementara waktu oleh kepala pemberontak Abu Tamum Harabe.
  7. 830-833 M:
    Kubah Batu diperbaiki, atau lebih tepatnya dibangun oleh Khalifah al-Mamun, yang meninggalkan namanya sebagai pembangun kubah, sedangkan inskripsi 72 menunjukkan (bukan 72 tahun Hijriah yang sama dengan 691 M, tahun ke-72 pemerintahan dinasti Abbasiyah yang dimulai dengan migrasi dari Harran ke Baghdad tahun 758. maka 758 + 72 = 830 M).
  8. 969 M :
    Jatuh ke tangan Khalifah Mu'izz Fatimid. Gereja Makam Kudus dibakar.
  9. 1016 M:
    Bangunan itu sebagian hancurkan oleh gempa bumi. Pada jaman inilah restorasi dari mozaik asli dilakukan sebagaimana ditunjukkan buktinya oleh inskripsi. Konstruksi kayu dari kubah dibangun oleh Husei anak dari Sultan Hakem tahun 1022.
  10. 1022 M: .
    Ambulatori / bilik dalam dan luar dibangun kembali oleh El Zahir Lil’zaz.
  11. 1077 M: .
    Yerusalem dijarah oleh tentara Malik shah (Dinasti Seljuk).
  12. 1099 M: .
    Penguasa Fatimid mengusir kaum Kristen asli dari Yerusalem. Kota ini ditundukan oleh para Tentara Salib pada bulan Juni.
  13. 1187 M:
    Saladin mengambil alih Yerusalem, merobek altar, dan menutup batu itu dengan lembaran marmer yang dihiasi fresco (lukisan dinding), dan menyepuh dan memulikan kembali kubah, sebagaimana dibuktikan dalam prasasti bertahunkan 1189 M: (tahun selesainya proyek).
  14. 1318 M:
    restorasi luar dan menyepuhan kembali bagian dalam oleh Naker ed Din, sebagaimana dibuktikan dalam prasasti.
  15. 1520 M:
    The Sultan Sulaeman melaburi dasar dan balok-balok penopang dengan marmer. Kayu Cornice, yang melekat pada balok antara pilar, tampaknya berasal dari periode ini, dan lengkungan berselimut marmer yang agak berujung di bawah kubah mungkin juga berasal dari periode ini. Marmer agak bergerigi menutupi lengkungan di bawah kubah mungkin dari tanggal yang sama. Jendela-jendelanyapun bertuliskan tahun prasasti 1528 M. Seluruh eksterior saat ini ditutupi dengan ubin Eishani, terpasang oleh kait tembaga, sebagaimana dibuktikan oleh prasasti tertanggal 1561 Pintu-pintu direstorasi tahun 1564 M, seperti yang ditunjukkan oleh prasasti.
  16. 1830 M:
    Sultan Mahmud, dan juga ditahun 1873 – 1875 M abdul Aziz, keduanya memperbaiki Kubah Batu.

Saya banyak menemukan informasi ini di : A dictionary of Islam, Thomas P. Hughues, 1895 :
http://www.answering-islam.org/Books/Hughes/index.htm
Dan sebuat thread tentang Kubah Batu (oleh Thunderbalt):
http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... f=21&t=746
Terakhir, saya tegaskan lagi bahwa prasasti dalam Kubah Batu tidak ditulis oleh Abdul Malik (692), melainkan oleh Al Ma’mun (830/833 M) baik dari segi kesejarahan, maupun dari gaya penulisan kufik Iran-nya.


Kesimpulan

1. Penanggalan Tahun Gajah telah secara keliru dibuat, bukannya tahun 570 M, melainkan 552 M, dan prasasti Raja Abraha memperlihatkan fakta yang bertentangan dengan klaim tradisi Islam. Ia mengalahkan Arab, sangat mungkin tanpa bantuan gajah. Mungkin ayat itu menyebutkan peperangan lain, yaitu Qudissiyah (636) dalam surah 105. Prasasti Abraha tidak pernah menyebutkan apapun tentang ‘Mekkah’, (padahal konon katanya Mekkah sudah lama ada sejak jaman Ibrahim), ‘Abdul Mutalib’ ataupun ‘suku Quraish’. !

Penanggalan yang seharusnya dimulai tahun 552 M, konsekwensinya, akan menghapus seluruh kronologi dari tradisi Islam yang selama ini dikenakan pada kehidupan Muhammad, mulai dari kelahiran, karyanya, pengabdiannya, peristiwa-peristiwa penting, piagam Madinnah, penerimaan wahyu, sampai meninggalnya. Dengan demikian semua kisah dan catatan dari Sirat, Hadis, dan Sunnah sama sekali tidak bisa diandalkan kesejarahannya. Semua ini karena Abbas ibnu Abdul Muttalib (pendiri dinasti Abbasid) menciptakan karakter palsu, Abdul-Mutalib, untuk membenarkan asal-usul Muhammad .

Pada prosesnya Abbasid menciptakan semua kisah yang kita ketahui tentang islam dan nabinya, termasuk Sirrat, isnad / jalur transmisi kisah lisan, dan kalifah rashidunn, hadist dan mungkin juga (sebagian dari) Quran, yang mana kita tidak punya bukti bahwa Quran yang beredar pada jaman sebelumnya sudah selengkap seperti yang kita miliki sekarang.

Secara historis, tidak pernah ada kalifah sebelum jaman Marwan II pada tahun 748, yang ada adalah emir – atau gubernur provinsi. Dan Dinasti Ummayad tidak bertahan lama.

http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... 797#p90797
http://www.free-minds.org/petra


2 Dengan demikian, Dinasti Abbasid mengarang dongeng tentang Arab Pusat yang berawal di sekitar Mekkah, Kaabah dan ritual Haji.

Dalam Q.48.24 'Maka' bukan nama tempat, melainkan ‘MKK’ adalah bahasa Arab untuk kehancuran. Tidak ada bukti untuk penyembahan di Kaabah dalam sejarah dunia Arab pra-Islam, dan bahasa Arab untuk Ka’ab hanya menunjukkan kubus saja, atau tonjolan yang keluar dari sesuatu. Secara tradisional, orang Ismael menetap sepanjang barat laut Arab, terutama di wilayah Midian / Elam.

Lebih dari itu, bahasa Arab bukan bahasa agama di Arab pada abad ke-6 (QS.16:103) tetapi bahas Nabatea, Aram dan Syria. Semua kata-kata yang bermakna agama Quran seperti 'Dua'a' hanya berarti memanggil - bukan doa), 'Abad' , hanya berarti melayani - bukan ibadah), 'Deen' hanya berarti kepatuhan – bukan ‘agama’- yang lebih tepatnya bisa ditulis sebagai 'Muzdhab'.

Hanya dalam bahasa Persia maka kata ‘Din’ bisa berarti agama, yakni agama dari Daena Avesta. Begitu pula dengan 'Haji' yang tidak ada hubungannya dengan ziarah keagamaan, tetapi sebuah pertemuan musiman untuk bertransaksi tukar menukar atau jual beli, seerti halnya pasar musiman (QS 22:27; 28: 23-27).

http://www.free-minds.org/language

3 Segala sesuatu tentang Mekkah / Kaabah merujuk pada keyakinan pagan dan politiknya. Pertama tempat suci Islam sama sekali tidak diketahui dari semua bukti-bukti yang kita bisa kumpulkan dari abad ke-6. Apologis Islam harus mengandalkan catatan yang kurang berdasar dari Ptolemy tentang 'Macoraba', sementara Petra akan lebih selaras dengan ‘Moka’ yang ia maksud, baik secara geografis, maupun historis.
Menurut QS 37:137-38 nabi setiap hari bepergian melalui reruntuhan yang merujuk ke Petra atau, menurut saya, Hegra.
Dalam banyak ayat Quran 'Baitullah' diterjemahkan sebagai 'Rumah Allah' , dan secara jelas mengacu pada Betel / Sikhem sebagai dasar dari tempat penyembahan Abraham dan Yakub. Kemudian ‘Maqam Ibrahim’ secara alami adalah tempat dimana Yakub membangun sebuah altar dari tumpukan batu (Kejadian 28) yang sebelumnya ia gunakan sebagai bantalan tidur. Begitu pula ‘al Rukn’ dalam Quran. Batu hitam hanyalah sisa-sisa pemujaan Dewi Venus (Allat).

http://www.bible.ca/islam/library/islam ... awting.htm
http://www.studytoanswer.net/myths_ch5.html

4.. Quran berbicara tentang ‘Bekka’ sebagai tempat suci islam sebelumnya (3.96-97). Nama ini bisa merujuk ke banyak tempat termasuk Petra, Yerusalem (Mazmur 84) atau Galilea. Namun ada sebuah desa Davidik di utara Israel bernama Abel Beth Maakah (2Sam.20.14-18; 1&2Kgs.15, dekat Dan), yang bisa memandang ke Lembah Lebanon Bekaa. Mungkin saja ini asal muasal dari legenda Ratu Sheba.

http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... 737#p92737

5 Bukti kaligrafi menunjukkan bahwa bahasa Arab berasal dari aksara Aramaean / Nabatean dan bukan dari aksara Arab Pusat (Seperti aksara Mashq Ma'il). Lebih dari itu, tulisan Arab yang berhutang kepada 22 fonem Nabatea, sementara aksara Arab Selatan (Musnad) menggunakan fonem 28 akan lebih tepat. Namun justru aksara ini menghilang pada abad ke 7!

http://www.free-minds.org/ayman


6. Perubahan Kiblat dari Yerusalem ke Mekkah, seperti yang tertulis dalam( QS 2: 142-150) tidak pernah terjadi sekitar tahun 622 tetapi jauh-jauh hari kemudian, berdasarkan semua kesaksian tertulis pada jaman itu, setelah tahun 705 (Yakob dari Edessa, Balahhuri’s Futuh, dll). Muhammad dikatakan buta huruf (ummi, 3.75; 62:2) disanggah, sebab kata itu hanya berarti ia yang tidak faham dengan kitab-kitab suci, atau seorang awam.

http://www.free-minds.org/moh
http://www.faithfreedom.org/forum/viewt ... 48#1089048

7 Asal usul suku 'Quraisy' terkait dengan Mekah tampak seperti berkabut, tidak terang benderang dalam sejarah nyata. Surrah 106 berbicara tentang iring-iringan caravan, dan itu bisa jadi benar.Namun etimologi dari kata ‘Quraish’ dalam bahasa Elomit / Elam 'Kurasyh' berarti ' yang dianugerahkan untuk merawat' atau ‘penyedia'. Nama ini menyarankan serombongan panjang karavan baik di Jalur Sutra atau Jalur Kemenya. Ini adalah etimologi yang berkaitan dengan bangsa Kurdi. Penggalian kembali Urkish telah membentuk kembali pemahaman kita tentang bangsa ‘Ur Kasdim’. Jadi ‘induk segala desa’ atau ‘induk segala kota (QS 6:92, 42:7) menunjuk kea rah dimana Nuh konon mendarat pertama kali (QS 11:14). Sehingga sangat jauh kenyataannya dari Arab Pusat, karena ia berada di sekitar Suriah Utara dan Irak !

Akar-akar Akkadian dan Siriah di NSR (Ansars/Nasara):
http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... 466#p89466


8. Singkatnya Arab Pusat bukan tempat kelahiran nabi Islam. Tidak ada 'Mekah', tidak 'Kabah, tidak' haji', tidak 'suku Quraish', tidak 'Muhammad' di abad ke-6. Legenda-legenda ini secara keseluruhan telah dibangun oleh Dinasti Abbasiyah, dari 750 dan,
menulis ulang warisan Umayyah (berdasarkan ratifikasi Konstitusi Madinah) dengan motif balas dendam, dan menempatkan diri mereka di pusat kisah-kisah peristiwa itu melalui mistifikasi cerita.

viewtopic.php?p=93188#p93188
viewtopic.php?p=93474#p93474

9. Dari semua kesakian di atas dan juga kesaksian non-muslim kesaksian atas Muhammad histories, saya sampai pada kesimpulan bahwa nabi ini pasti hidup dan berkarya sampai tahun 640-an dan saya juga berpikir bahwa nabi yang ini tidak sama dengan nabi yang satu lagi yang pernah hidup di Madinah.

Saya mengidentifikasi Salman dari Persia sebagai sang nabi lemah lembut, dan berasumsi bahwa Muhammad bin Maslamah (bukan Musaylima) sebagai nabi eskatologis yang berperang sebagaimana dijelaskan dalam kesaksian mereka.

Maslamah inilah yang digambarkan bercirikan hitam, tinggi dan kokoh, seorang komandan berpangkat rendah yang dikenal berkarakter keras, yang menentang Amr, komandan Mesir, serta membakar istana bin Sad Waqqas, pemenang di Qadisiyyah (636). Dia bagaimanapun bukan laki-laki yang mudah diatasi! Setelah pensiun, ia “membiarkan pedang kayu “ bergantung untuk "menakut-nakuti orang." Benar-benar cocok dengan gambaran Muhammad Historis memang ...! Entah dia ataupun Salman yang dijadikan figur nabi yang resmi karena mereka berdua keturunan non- Arab.

http://www.witness-pioneer.org/vil/Arti ... slamah.htm
http://wikiislam.net/wiki/Kinana

10. Hanya ada lima kali penyebutan MHMD (t) dalam Al Qur'an, yang tampaknya palsu. Tidak ada penyebutan Muhammad sebagai suatu nama diri (proper name) di seluruh Arab Pusat pada abad keenam masehi. Nama ini menjamur hanya setelah Islam muncul sebagai sebuah agama resmi. Semua bukti yang ada memperlihatkan bahwa MHMD(t) adalah julukan apokaliptik bagi Yesus yang disematkan oleh kaum Ismail, yang diambil oleh oleh beberpa panglima perang seperti Muhammad bin Maslamah dalam rangka untuk membenarkan perampokan, penjarahan, dan pembunuhan di belakang tameng pembenaran apokaliptik.

Sejauh ini prasasti di Kubah Batu berdiri baik sebagai keanehan dan pengecualian yang luar biasa terhadap segala fakta ilmiah yang bisa kita kumpulkan tentang Quran dan nabinya sebagai fakta sejarah. Sekarang kita tahu bahwa pembangunan Kubah Batu didedikaskan oleh Al Ma’mun pada tahun 830-833 M dan bukan oleh Abdul Malik tahun 691 – 694, akan menempatkan kita pada terang sejarah yang lebih kredibel.

Singkatnya, hampir segala sesuatu tentang sejarah Muhammad harus dikembalikan pemunculannya pada panggung redaksi kemunculan dinasti Abbasiyah. Dinasti Umayyah sebelumnya bersandarkan kurang lebih pada ratifikasi Piagam Madinah yang ditanda-tangani tahun 622. Piagam Madinah adalah suatu traktat yang ditanda-tangani oleh persekutuan faksi-faksi Arab, Kristen, Hanif / Sabian, dan Yahudi Mesianik. Mereka tidak memiliki Quran seperti yang kita kenal sekarang, dan MHMD dalam benak mereka adalah Yesus apokalips, sang Imam Mahdi yang mereka bersama yakini.

- TAMAT -

 Sumber: http://islamsejarah.blogspot.com/2011/09/muhammad-mitos-atau-fakta-sejarah-bab-8.html

Read More..

Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 7

Bab 7

MEMPERTIMBANGKAN MHMD(T) : 

SEBUAH NAMA PRIBADI ATAU GELAR ?


Seperti yang kita telah lihat sebelumnya, semua referensi ke kata MHMD ditemukan di 5 ayat Madinah, tidak termasuk tambahan yang dbubuhkan dalam tanda kurung keterangan. Jumlah yang sedikit ini, secara an sich sudah mencurigakan. Dapatkah kita bayangkan Injil hanya berisikan 5 kali penyebutan nama Yesus? Atau dapatkah kita bayangkan Taurat dengan hanya menyebutkan 5 kali nama Musa saja, sementara penambahan nama baik Yesus dan Musa hanya ada banyak di dalam tanda kurung penjelasan / tafsir ayat? Tentu saja tidak.

Image

Sekarang mari kita periksa secara kronologis kelima ayat Madinah yang mengacu kepada MHMD dalam Quran.

QS 3:144
''Muhammad is but a messenger, messengers (like him) have passed away before him. Will it be that, when he dieth or is slain, ye will turn your back on your heels?''

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?


QS 33: 40:
Muhammad is not the father of any man among you, but he is the messenger and the Seal of Prophets.

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


(Catatan : Khatim an-Nabiyin, atau nabi penutup mungkin berasal dari bahasa Aram, yang berarti ‘ suatu kesaksian akan …’ (Witness of), kata ‘nabi’ bukanlah kata dalam bahasa Arab, melainkan bahasa Akkadian, yaitu ‘nabu’ yang berarti ‘memanggil).

Ataukah ini mengacu pada tanda fisik di antara bahunya? :axe:
http://www.answering-islam.org/Shamoun/ ... ethood.htm

QS 47:2:
Those who believe and do good works and believe in that which is revealed unto Muhammad -and it is the truth from their Lord - He riddeth them of their ill-deeds and improveth their state.

Dan orang-orang mu'min dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.


QS 61:6:
And when Jesus son of Mary said: O Children of Israel! Lo! I am the messenger of Allah unto you, confirming that which was (revealed) before me in the Torah, and bringing good tidings of a messenger who cometh after me, whose name is the Praised One (written Ahmad).

Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."


QS 48:29 :
Muhammad is the messenger of Allah. And those with him are hard against the disbelievers and merciful among themselves. Thou (O Muhammad) seest them bowing and falling prostrate (in worship), seeking bounty from Allah and (His) acceptance. The mark of them is on their foreheads from the traces of prostration. Such is their likeness in the Torah and their likeness in the Gospel….'

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil.

Kita menemukan referensi berkilauan tentang Yesus di seluruh ayat-ayat di atas. Bagaimana QS 33:40 bisa mendamaikan seorang nabi akhir dengan nabi yang belum datang (61:6)? Itu semua akan menjadi lebih jelas ketika kita diberitahu bahwa makna Ahmad / Penghibur (dalam 61:6), oleh nabi Ibnu Ishaq:''Munahhemada adalah bahasa Siria dari Muhammad, yang dalam bahasa Yunani adalah adalah Parakletos''(Hidup Muhammad, tr Guillaume.). Memang, Mehahhemada dalam bahasa Siria berarti: Pemberi Hidup, ia yang bangkit dari kematian, dan ini sama sekali tidak menggambarkan Muhammad tradisional.

http://answering-islam.org/Index/A/ahmad.html
Oleh Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam tentang ayat ini, sebagaimana dicatat dalam biografi Muhammad oleh Ibnu Ishaq "... Tapi ketika Penghibur telah datang, yang Allah akan kirimkan kepada kalian dari hadirat Tuhan, dan roh kebenaran yang pergi keluar dari hadirat Tuhan, ia (akan menanggung) kesaksianku dan kamu juga, karena kamu telah bersama-sama denganku dari awal. aku telah berbicara kepadamu tentang hal ini bahwa kalian tidak boleh ragu-ragu." Kata ‘Munahhemana’ (Allah memberkati dan melindunginya!) Dalam bahasa Syria adalah Muhammad, dalam bahasa Yunani ia adalah Parakletos "(Ibnu Ishaq, The Life of Muhammad, tr. Guillaume, hlm 103-104).

Ibnu Ishaq tidak mengatakan bahwa kata "Paraclete" adalah "Periklutos". Bahkan, dia menegaskan bahwa kata dalam bahasa Yunani adalah Parakletos. Selain itu, ia menegaskan bahwa Yohanes menulis Injil yang diturunkan kepada Yesus. Ia juga menggunakan kata Penghibur saat menerjemahkan kata itu. Dalam rangka mencocok-cocokan ayat ini kepada Muhammad, Ibn Ishaq mengidentifikasi kata Munahhemna Siria kepada Muhammad, daripada menggunakan "Ahmad" dalam kedua ayat di atas serta sebagaimana dalam Surah as-Shaff 61:6, yang akan menjadi cara (jelas) terbaik untuk membuktikan bahwa "Paraclete" adalah Muhammad.

“ Kata yang paling menarik adalah ini mengacu pada kata 'Penghibur' yang kita temukan dalam leksionari Palestina, namun semua versi Siria lain menyatakan itu 'Parakletos' agar mengikuti bahasa Yunani-nya. Kata ‘menahhemana’ dalam bahasa Siria berarti “pemberi kehidupan” dan secara khusus merujuk kepada kebangkitan Yesus dari kematian. Tentu jelas bahwa makna tersebut tidak pada tempatnya di sini. Apa yang dimaksud di sini adalah ia yang menghibur dan memberi kenyamanan atas hilangnya salah satu orang tersayang dari antara mereka. "(ibid, Guillaume dalam catatan kaki). Seperti Guillaume tunjukkan, sosok Muhammad tidak cocok dengan deskripsi ‘munahhemana’ yang berarti yang membangkitkan orang mati, atau dia sang hidup pemberi. Ketika orang-orang Kristen Syria menerapkan gelar itu pada Yesus, ini baru cocok dalam kewenangannya untuk memberikan hidup dan membangkitkan orang mati, seperti yang ia tunjukkan.
Menurut Tradisi Islam, nama panjang dari Muhammad adalah Abu al Kasim 'Muhammad' bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim, nama singkatnya : Muhammad. Banyak cerita menggambarkan bagaimana ia dijuluki MHMD (yang terpuji). Beberapa mengatakan ini berasal dari Abu Talib, pamannya, ada yang mengatakan ini diberikan oleh Aminah, ibunya, sementara cerita lain mengatakan ia yang telah dijuluki ‘al-amin’ ‘yang layak dipercaya’, menyebut dirinya sendiri sebagai Muhammad sebagai gelar lainnya atas kepergiannya (hijrah) dari Mekkah. Sungguh suatu portal kontradiksi.

Seperti yang bukti-bukti berikan, tidak ada nama-nama demikian muncul di Arab pada abad 6 M. Nama-nama itu hanya menjamur bersamaan dengan munculnya Islam sebagai agama baru seabad lebih kemudian.

Saya percaya bahwa tadinya nama ini , Muhammad, adalah julukan bagi Yesus sebagai Mesias Apokaliptik, seorang Imam Mahdi, Satria Piningit yang datang di akhir jaman sebagai Hakim, (penerjemah: terbukti bahwa dalam koin-koin yang diterbitkan oleh Abdul Malik dan kerajaan-kerajaan Mesopotamia, Yesus selalu digambarkan sebagai MHMT, Mahomet dengan memegang pedang ditangan). Maka dari itu berdasarkan sumber-sumber non-muslim awal, mereka menggambarkan Muhammad atau Mahmud dalam gambaran kenabian apokaliptik. Mereka yang mengambil nama ini, seperti halnya Maslimah, adalah penumpah darah dan maniak peperangan dibalik topeng pembenaran apokaliptik ini.

Yohanes Damaskus, Uskup Siria, menuliskan (sekitar tahun 730) bahwa nabi Islam itu dikenal sebagai Mamed atau Mahmud. Karena ia dibesarkan dan bekerja bagi Umayyad, klaim Yohanes Damaskus menjadi lebih kredibel !
http://christianorigins.com/islamrefs.html#johndamascus

Saya akan mengutip Mr Gaznavi tanpa mengikuti pemaparannya yang panjang, mengambil yang penting-pentingnya saja sebagai berikut.

http://reocities.com/spenta_mainyu_2/Muhammad.htm

Mayoritas orang Kristen di seluruh Hizaz dan Siria Selatan adalah komunitas Yakobit dan bukan komunitas Nestorian (Nastur). Pengucapan yang digunakan untuk nama-nama Arab seperti yang tertulis di atas bergaya Nestorian (ingat rahib Nestorian Sergis Bhira yang merupakan salah satu tutor Muhammad) bukan berasal dari komunitas Yakobit. Komunitas Nestorian mengucapkan Ishmo'il, Isro'il dan Ishok dll, dan bukan Ismail, Isra'il, dan Ishak, dan juga Furkon dan tidak Furkan, Kurbon dan tidak Kurban, Kashish dan tidak Kashshish (dengan shadda), seperti yang muncul dalam Quran. .

Di antara surah mengacu pada masalah bahasa, ada satu surah yang sangat aneh, yakni QS 42:7:

"Kami telah mengungkapkan kepada Anda sebuah Kuran dalam bahasa Arab sehingga Anda dapat berhati-hati ibu dari pemukiman dan peradaban, dan yang di sekitarnya."

Frasa 'ibu dari pemukiman dan peradaban' ini apa berarti Mekkah ? Dapatkah Anda bayangkan Mekkah sebagai 'ibu dari pemukiman dan peradaban'? Saya tidak bisa ! Pertimbangkanlah kondisi di Semenanjung Arab saat ini, kembali 1400 tahun di waktu, hanya ada satu pemukiman, yang bisa disebut itu ‘kota’. Kota itu adalah Medinta (yang diambil dari bahasa Ibrani yang berarti : kota), yakni Madinah sekarang. Tidak ada kota lain di sekitarnya. Dalam hal ini, bagaimana mungkin Mekkah, suatu pemukiman yang tandus dan bukan suatu kota yang maju menjadi ibu dari segala dari segala peradaban? (Catatan: melalui Lihyan dan warisan Tsamud warisan, Hegra bisa dipertimbangkan dari perspektif Arab )......

APAKAH ‘MUHAMMAD’ SEBUAH NAMA ?

Nevo dan Koren juga mencatat bahwa dalam literatur bahasa Arab, kata “Muhammad” berasal dari akar kata “hmd” pertama kali digunakan sebagai gelar untuk tokoh kenabian, yang terkait dengan gaya nabi Yahudi-Kristen yang diperkenalkan oleh Abd al-Malik. Hanya jauh hari kemudian di tahun-tahun awal abad ke-8 M kata ini berubah menjadi suatu nama diri / nama perseorangan (proper name).

Akar kata itu sendiri tidak benar-benar berarti "yang terpuji" ( seperti pemahaman tradisional yang dikembangkan kemudian dan melekat pada Muhamad), namun lebih kepada artian "yang terpilih", sehingga ini menjelaskan peran mesianis awal untuk nabi Arab. (ini sama artinya dengan khristos yang berarti yang dipilih unturk diurapi yang bagi orang Kristen mengacu hanya pada Yesus sebagai Imam Mahdi)

Istilah 'Muhammad' muncul empat kali dalam Al Qur'an, dan dalam setiap kasus penggunaan tersebut tidak disertai dengan informasi pribadi, meskipun Quran di tempat lain membutuhkan usaha keras untuk menekankan afiliasi kekerabatan nabi-nabi lainnya dan kaum-kaum kepada siapa nabi-nabi itu dikirimkan. (penerjemah : maksud penulis, misalnya Musa dikisahkan bersamaan dengan Harun dan Maryam, Yesus dikisahkan dengan Mariam dsb) Hal ini menunjukkan bahwa referensi kepada Muhamad masuk ke dalam kitab Arab yang sedang berkembang sebelum tersedia biografi nabi mereka (yang dalam sejarah kita tahu biografi Muhammad dikarang pertengahan abad 8 yang berasal dari kisah dari mulut ke mulut yang dicocok-cocokan dengan ‘data’ dalam Quran), dan mungkin bahkan sebelum kata ‘Muhammad; dipahami sebagai nama diri, hanya sebagai gelar saja.

Hal ini tampaknya didukung dengan sepucuk bukti kontemporer tentang proses perkembangan kisah kenabian untuk agama baru ini. Dalam buku Menyoal Ajaran-ajaran Sesat (Haeresies) karya Yohannes Damaskus, ia menulis :


Demikianlah sampai jaman Kaisar Heraclius, mereka (bangsa Arab) hanyalah penyembah berhala. Sejak dari masa itu sampai sekarang muncullah di antara mereka seorang nabi palsu bernama Mamed, yang setelah mengerti Perjanjian Lama dan Baru, sepertinya, setelah berbincang dengan seorang Rahib Arian, dia [ Mamed] menyusun sendiri bidahnya….”

Perhatikan bahwa Yohanes mengidentifikasi "Mamed" sebagai nama untuk nabi Arab. Hal ini menunjukkan bahwa "Muhammad" awalnya bukan nama pribadi si nabi sama sekali, namun sebuah gelar atau deskriptif, seperti sebuah laqab (bagian dari nama Arab yang memberikan deskripsi dari pembawa). (...)

Dalam Chronicle Thomas Presbyter yang ditulis segera setelah penaklukan oleh bangsa Arab pada tahun 636 M :

"Di bagian depan sebuah manuskrip Suriah abad keenam yang berisi Injil Matius dan Injil Markus, tertulis beberapa baris tentang penaklukan Arab, sekarang sangat samar. Entri berikut adalah yang paling mudah dibaca:''Pada bulan Januari (rakyat) Hims mengambil sumpah demi kehidupan mereka, dan banyak desa dirusak oleh pembunuhan orang-orang Arab dari 'Muhmd' ( Muhammad ?) dan banyak orang dibunuh dan (diambil sebagai) tahanan dari Galilea sejauh Beth".

Dalam kutipan di atas. tempat yang disebut Hims adalah Emese, yang merupakan kota Homs di Suriah. Kita memahami bahwa Hagarenes telah melakukan pembunuhan dalam skala massal dari Galilea ke Beth (yang adalah praktek yang biasa bagi mereka).

Berikut adalah kutipan dari buku yang sama:

"Pada tahun 945, tahun ke-7 penunjukanku , Jumat 7 Februari (634) pada jam tiga, ada pertempuran antara Romawi dan tayyaye d-Mhmt [Arab dari Mhmt (Muhammad?) ] di Palestina dua belas mil sebelah timur Gaza. Bangsa Romawi melarikan diri, meninggalkan penatua Bryrdn ningrat, yang dibunuh oleh orang Arab tewas. Sekitar 4000 warga desa miskin Palestina tewas di sana, Kristen, Yahudi dan orang Samaria. Orang-orang Arab melanda seluruh wilayah "(Thomas Presbyter, Chronicle).

Dalam dokumen di atas, dalam mengutip nama pemimpin kelompok yang disebut sebagai kaum Hagarin atau Ismael, penulis memberikan deskripsi pemimpin kelompok itu sebagai i 'Muhmd' dan 'Mhmt" Seperti yang telah saya tunjukkan berkali-kali bahwa bahasa Arab adalah bagian dari rumpun bahasa Semit, dan tidak menggunakan vokal. (...)

Apa yang menjadi alasan di balik tidak adanya penekanan yang sama dalam prasasti-prasasti Arab sebelumnya, yang seharusnya lebih dekat dengan jaman dimana Muhammad hidup (kalau ia benar-benar pernah ada seperti digambarkan dalam tradisi Islam) ? Tapi yang lebih aneh adalah tidak adanya namanya dalam teks-teks sebelumnya. Misalnya, sebelum prasasti Abdul Malik di Kubah Batu tidak pernah terlintas kata ‘Rasulullah’ di prasasti manapun. (penerjemah: bahkan penanggalan prasasti di Kubah Batu-pun ternyata keliru dan slama ini iduga terlalu dini. Bukan pada jaman Abdul Malik, tapi 150 tahun kemudian. Hal ini akan dibahas di bagian berikutnya).

Para sarjana kebingungan dengan kurangnya referensi kepada nama Muhammad yang seharusnya begitu penting bagi Islam di tahun-tahun pertama. Mereka mempertahankan bahwa: Sampai khalifah Abdul Malik prasasti ditempatkan pada Kubah Batu di 691 AD tidak ada referensi ke nama Rasul. Hal ini menunjukkan bahwa formula 'Muhammad' dibangun di masa Marwan kedua, setelah tahun 684 M. Formula ini dikatakan telah menjadi pernyataan resmi dalam semalam saja dan digunakan di semua dokumen resmi dan prasasti. (...)

Formula ini tidak pernah muncul dalam prasasti sebelum tahun 691 M. Dan fenomena ini terjadi demikian entah prasasti itu ditulis dalam tujuan keagamaan, atau hanya sebagai penanda komemoratif yang menekankan semangat relijius, berdasarkan studi dari Yehuda Nevo. Contoh dari prasasti tersebut terdapat di sebuah bendungan dekat kota Taif, yang dibangun oleh Muawiya pada tahun 660 M (Yehuda Nevo). Formula ‘Muhammad’ (Allah adalah satu-satunya Tuhan dan Muhammad adalah utusanNya) hanya muncul di inskripsi batu di Negev Pusat di suatu saat pada jaman pemerintahan Kalifah Hisham (724 – 743 M), sekitar 30 tahun setelah pengenalan pertama oleh Abdul Malik.
Kita melihat bahwa ada perbedaan waktu antara tulisan di Kubah Batu, tertanggal 691, dan semua yang lain. Menurut Karl-Heinz Ohlig dan Gerd-R Puin, kata ‘MHMD’ yang tertulis di situ mengacu pada Yesus, tapi penjelasannya sebenarnya saya rasa lebih dari itu.

Dalam penelusuran lebih lanjut di bagian berikutnya, saya akan menunjukkan bagaimana dan mengapa tulisan di Kubah Batu sebenarnya dibuat pada tahun 833 M (pada waktuh kalifah Al Ma’mun) dan bukan pada tahun 691 M (pada waktu pemerintahan Abdul Malik)

(akhir dari bab 7)

Sumber:http://islamsejarah.blogspot.com/2011/09/muhammad-mitos-atau-fakta-sejarah-bab-7.html

Read More..

Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 6

Bab 6

SIAPA DAN KAPAN MUHAMMAD PERNAH HIDUP ?

Kita berasumsi bahwa hanya ada satu nabi yang melahirkan Islam. Tapi asumsi ini ditantang oleh begitu banyak ketidak-cocokan teologis antara ayat-ayat 'Makkiyah' (Hegra) dan 'Maddaniyah'. Seperti halnya kita biasa berasumsi bahwa Surat-surat Rasul Paulus ditulis oleh satu orang saja, yaitu Paulus. Namun para penyelidik kitab suci memperlihatkan ada setidaknya dua penulis yang menuliskan surat-surat itu. Yang pertama lembut dan pengalah, sedangkan yang kedua otoritatif dalam kepemimpinan gereja yang nampaknya sudah mapan. Para ahli percaya bahwa orang kedua ini, yang menuliskan surat-surat penggembalaan dan menyisipkan ide-idenya dalam ketokohan Paulus, adalah Polycarpus. Keyakinan ini dilihat dari gaya-gaya penulisan dan kesamaan-kesamaan ide.

Patut dicatat bahwa di ayat-ayat pertama di 'Mekah' (Hegra), tidak ada satu pun ayat yang menyebutkan nama 'Muhammad' yang dapat ditemukan, kecuali dalam tanda kurung penjelasan tambahan! Semua referensi ke MHMD atau MHMT dapat ditemukan dalam ayat-ayat Madinah: QS 3:144, 33:40. 47:2, 61:6, 48:29 . Ayat yang terakhir ini sangat dekat dengan penyebutan Al Quran tentang 'Mekkah' ( QS 48::24).

Di bagian sebelumnya telah kita lihat bagaimana Lembah''Mekah adalah entah mengacu pada makna bahasa Arab asli MKK (penghancuran), atau jika didekatkan ke Bekka QS 3:96 (89), akan merujuk ke kota Daud Abel-Beth Maakha, dilihat dari atas lembah Beqa'a.

Dimensi eskatologis dari Alquran tentang deskipsi Surga dan Neraka terutama di dasarkan pada kepercayaan Persia, yaitu sebagai tempat penuh kenikmatan dan kesenangan nafsu yang dianggap bersifat ilahiah. Hal ini benar-benar bertentangan dengan gagasan surga dari kaum Yahudi atau Kristen. Lahirnya gagasan ini ke dalam Quran karena dipengaruh kepercayaan Persia tentang sang Nabi, ditambah dengan ketidakmengertian yang nyata tentang pengetahuan kitab suci Yahudi atau Kristen, lebih mengandalkan literatur apokrif, dan menunjukkan jauhnya jarak dari sumber-sumber Yahudi dan Kristen, terlepas dari pengaruh Sabian dan Nestorian itu sendiri.

Semua naskah tradisional tadinya terpisah-pisah, saya duga bahwa nabi yang asli 'Mekah' (Hegra) tidak lain adalah Salman dari Persia, yang diduga mantan sahabat 'Muhammad ’, yang mana sebenarnya Muhammad ini bukanlah nama yang digunakan di sepanjang abad ke-6 di Arabia, meskipun timbul seperti jamur di tempat lembab segera setelahnya.

http://en.wikipedia.org/wiki/Salman_the_Persian

Adalah Salman yang memiliki ide menggali parit besar di sekitar kota Madinah untuk mempertahankan kota dan penduduknya dari 10.000 tentara non-Muslim Arab. Nabi dan para sahabatnya setuju dan menerima rencana Salman karena lebih aman dan akan ada kesempatan bagi tentara non-Muslim Saudi untuk menderita sejumlah besar korban. Salman mengambil ide tersebut dari cerita tentang kerajaan Persia, ketika mereka ketakutan mendengar serangan yang dipimpin oleh musuh-musuh mereka ke wilayah mereka, mereka menyarankan untuk menggali parit di sekitar mereka sebagai pengaman. Jadi selama Pertempuran Khandaq, apa yang kaum Muslim telah perkirakan ternyata terjadi.

Sementara beberapa sumber memasukan dia kedalam kumpulan Muhajirin (imigran dari Mekah), sumber-sumber lain menceritakan bahwa selama Pertempuran Khandaq, salah satu dari Muhajirin menyatakan "Salman adalah salah satu dari kita, Muhajirin", tapi ditentang oleh umat Islam Madinah yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Anshar. Argumen yang hangat mulai antara dua kelompok, masing-masing mengklaim bahwa Salman adalah bagian dari kelompok mereka, dan tidak untuk kelompok lain. Muhammad tiba di tempat kejadian, dan mendengar perselisihan ini. Dia merasa geli dengan klaim tersebut, tetapi ia segera mengakhiri argumen mereka dengan mengatakan: "... Salman bukan Muhajir atau Anshar Dia adalah salah satu dari kita. Dia adalah salah satu Ahlul Bait"

Salman Persia meninggal pada masa pemerintahan khalifah ketiga, Usman bin Affan. Ada beberapa perdebatan tentang usianya pada saat kematian. Ia dimakamkan di Ctesiphon, di Irak sekarang. Meskipun kota itu sekarang ditinggalkan, masih ada sebuah kota yang diberi nama sesuai namanya, Salman Pak. Kuilnya di Al-Mada'in diserang pada tanggal 25 dan 26, 2006, dan tampaknya telah hancur dalam suatu peristiwa kekerasan setelah penghancuran Masjid Al-Askari. Makamnya ditampilkan juga di Lod (Lida), Palestina / Israel, sekarang dalam tempat modern yang disebut Ramot Eshkol. Dia menerjemahkan bagian dari Al Qur'an ke dalam bahasa Persia, sehingga menjadi orang pertama untuk menafsirkan kitab suci umat Islam ke dalam bahasa asing.

Dia demikian akrab dengan kaum Arab. Bahkan ia mempersonifikasikan semangat islam dan sehingga menjadi orang suci yang sangat dihormati oleh kaum sufi.
Catatan: Muhajirin, Hijrah dan Hijriyah berbagi makna yang sama dengan 'dikutuk', 'terpisah dari' atau 'lolos', 'berangkat dari'.


Siapa Yang Menciptakan Quran?


http://www.mukto-mona.com/Articles/kase ... origin.htm
http://www.mukto-mona.com/Articles/kase ... rigin3.htm
Tidak diragukan lagi, Muhammad dengan cerdik memanfaatkan bakat luar biasa Salman untuk menyusun banyak ayat Al Qur'an yang berkaitan dengan cerita-cerita sejarah Mesir kuno, Yunani, Romawi dan Persia. Karena Salman dulunya seorang penganut Zoroaster, Muhammad belajar secara detail tentang keyakinan dan praktiknya dan memasukkannya ke dalam Alquran. Deskripsi Muhammad surga dan neraka benar-benar mirip dengan versi dari Zoroastrian. Jadi ayat-ayat yang berhubungan dengan hukuman di neraka dan hadiah di surga pastilah disumbangkan oleh Salman orang Persia ini. Sangat menarik untuk dicatat bahwa Salman menjadi anggota keluarga dekat Muhammad. Aisha melaporkan bahwa Muhammad menghabiskan berjam-jam dengan dia - mendiskusikan berbagai topik keagamaan, begitu banyak sehingga, Aisyah berpikir bahwa Salman akan menghabiskan malam dengan Muhammad. Dst.

Singkatnya, saya tidak akan memasukan rujukan sejarah dalam Al Qur'an yang tidak diragukan lagi dikatakan kepada Muhammad oleh Salman. Silahkan anda menghabiskan waktu membaca Quran dan saya yakin anda akan menemukan bahwa ayat-ayat Quran murni dibuat oleh manusia, bukan kisah yang diceritakan oleh Allah.

Namun Salman tidak banyak berjuang. Ia seorang pemimpin karismatik dan seorang yang berpengatahuan (menurut standar Arab). Masalahnya adalah Salman si Orang Persia ( Salman el Farasi) bukan keturunan Arab sehingga dia diberikan peran sekunder dalam iman imperialis Arab yang keluar dari Madinah ... dimana Salman El Farisi ini digabungkan figurisasinya dengan sesosok alter ego lainnya, Muhammad Si Tukang Perang dari Madinah, yaitu Muhammad ibn Maslamah. (nama belakangnya, ‘maslamah’ mungkin berada dibalik pembentukan kata ‘muslim’). Ia dijuluki sebagai 'Ansari' atau 'Pedang Nabi' (siapa yang dia lindungi? Mungkinkah Salman El Farisi ini?). Dia pasti berada di balik ayat-ayat Madinah yang penuh dengan kebencian dan darah. Jangan sampai tertukar nama Maslamah dengan Musailamah dalam perang Riddah.

Dari kesaksian-kesakian non-Muslim pertama yang kita miliki, dari Doctrina Jacobi (634-640) sampai setidaknya John Bar Penkaye (687) semuanya memimpin kita untuk menyimpulkan bahwa tidak ada Nabi Islam yang diakui, namun seorang perampok Arab ( di antara lain) yang dinamai atau bernama belakang MHMD (kadang-kadang MHMT), atau disebut juga 'Mahmud' atau ‘Mamet ‘ oleh Yohanes dari Damaskus. Lebih dari itu, dalam Doctrina Jacobi (634), Nabi itu tidak bernama dan dan digambarkan sebagai seseorang yang BARU saja muncul (padahal pada tahun 634 menurut tradisi Islam , Nabi Muhammad, telah meninggal 2 tahun sebelumnya).

”Apa yang Anda ceritakan padaku, tuan dan guru, tentang nabi yang telah muncul dari kaum Saracen” - “Aku takut bahwa kita harus bersiap-siap bertemu setan, namun berangkatlah, Tuan Abraham, dan pelajarilah tentang nabi yang telah muncul itu.“

Sangat jelas bahwa hal itu berkaitan dengan seseorang yang masih hidup, baru muncul dan berkiprah ! Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa orang-orang Saracen (atau Mahgraye, Hagarin, sebutan bagi bangsa Arab ) dan Yahudi bersekutu. Yang banyak bertentangan pernyataan Alquran !

Menurut pendapat saya, perampok dari Arab ini adalah Muhammad ibnu Maslamah (591-666). Sosok inilah, yang juga diasumsikan sebagai ‘sahabat’ Nabi, diberi julukan Ansari yang pada tahun 634 menjarah Palestina dan Siria. Dengan demikian ini menguatkan catatan kesaksian non-muslim paling awal yang kita miliki (dari 'Doctrina Jacobi tahun 634 dan paling tidak Penkaye bar Yohanes yang menulis pada tahun 687). Maslamah ini, kadang-kadang disebut sebagai 'Pedang Nabi' (baca si tukang jagal). Dia bahkan bukan seorang Arab dan digambarkan sebagai''seorang halif dari suku Aws''.

http://christianorigins.com/islamrefs.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_ibn_Maslamah

Muhammad bin Maslamah, kadang dijuluki Ansari (591-666) adalah seorang Sahabat Muhammad. Dia salah satu dari orang-orang di Yathrib yang menjadi Muslim dan merupakan halif atau sekutu dari suku Aws di Madinah yang menunjukkan dia bukan seorang Arab. Ia menjadi seorang muslim di tangan Musab bin Umayr, sebelum Usayd bin Hudayr dan Sad bin Muadh yang adalah orang-orang berpengaruh di kota itu. Dalam tahun 622 ketika Muhammad tiba di Medina, dia memasang-masangkan satu Muhajirun dengan satu Anshar. Muhammad bin Maslamah dipasangkan dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Muhammad bin Maslamah mengambil bagian dalam semua pertempuran militer Muhammad kecuali Pertempuran Tabouk. (...)

Pada tahun 627, setelah menyerahnya dari Bani Qurayza, Muhammad bin Maslamah ditugaskan untuk menangkap para lelakinya dan pada akhirnya dibunuhnya. Selama kekhalifahan Umar (634-644), Muhammad bin Maslamah ditugaskan dengan tugas khusus yaitu untuk menyelidiki keluhan terhadap pejabat-pejabat Negara Islam (pent – menjadi kepala intelejen). Ketika Amr bin Al-Aas meminta bala bantuan selama ekspedisi ke Mesir, Umar mengirimkan kepadanya empat detasemen masing-masing beranggotakan seribu laki-laki, dipimpin oleh Muhammad ibn Maslamah, az-Zubair bin Awwam ai-, Ubadah ibn as-Samit dan al-Miqdad bin al -Aswad.

Muhammad bin Maslamah juga melayani Usman, pengganti Umar. Ketika Umar tewas pada tahun 656 dan perang sipil pecah Muhammad tidak berpartisipasi, dia sengaja mematahkan pedang yang selalu dia digunakan dan yang diberikan kepadanya oleh Muhammad (nabi). Selama waktu ini, ia dikenal sebagai "satria dari Nabi" dan menolak untuk menggunakan pedang melawan Muslim. Dia bersikukuh dengan reputasi dan janjinya. Muhammad bin Maslamah meninggal di Madinah, April 666 pada usia tujuh puluh lima. Saudaranya Mahmoud (MHMD) bin Maslamah terbunuh di Al-Khandaq ketika bertempur melawan orang kafir. Ia terlibat dalam pengusiran Banu Nadir dari Medina. Ia menikah dan menjadi ayah dari dua putra.
Sekarang mari kita mencari tahu siapakah Bani Aws, yang darinya Muhammad bin Maslamah berasal.

http://en.wikipedia.org/wiki/Banu_Aws
Sumber-sumber Syiah mengatakan mereka adalah orang Yahudi, sementara sumber-sumber Yahudi mengatakan bahwa mereka dan Khazraj adalah suku Arab Bani dari Yaman yang datang ke Madinah pada abad keempat Masehi. Sumber Yahudi terus mengatakan bahwa dua suku tersebut mengambil kekuasaan Medina dari orang Yahudi pada abad kelima "Dengan memanggil bantuan dari luar dan setia menunggu orang yang sedang pesta untuk dibantai" (penerjemah : maksudnya mereka pembunuh berdarah dingin yang memerangi mereka yang hidup damai dan tidak bersiap-siap untuk berperang)
Sama seperti Salman Persia, Muhammad bin Maslamah ini bukan keturunan Arab. Dengan begitu terlihat bahwa dinasti Abbasid merasa perlu menciptakan dongeng-dongeng tentang Mekah, Kabah, ibadah haji dan 'Muhammad' yang Arab.

Image

(Salman el Farasi, Salman si Orang Persia. Mungkinkah personifikasi "Muhammad" diambil dari karakter-karakter orang sejamannya, semisal Salman el Farasi dan Muhammad bin Masllamah? Jika demikian, maka kita memahami motif bahwa demi menciptakan suatu Musa & Yesus baru, maka dinasti Ummayad dan (terutama) Abbasid menyurutkan peran-peran tokoh-tokoh nyata dalam pergerakan kaum Muhajirun abad 7 dan memistifikasikannya dalam figur "Muhammad" - sang Musa baru bagi kaum Israel baru, yaitu kaum Muslim.)


Sumber:http://islamsejarah.blogspot.com/2011/09/muhammad-mitos-atau-fakta-sejarah-bab-6.html

Read More..

Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 5


Bab 5

DIMANAKAH MUHAMMAD PERNAH HIDUP JIKA BUKAN DI MEKKAH?


Kita telah melihat cukup banyak bukti bahwa Mekkah, kota di provinsi Hijaz, Arab Pusat, tidak mungkin menjadi tempat dimana Muhammad tinggal. Kalaupun memang Mekkah benar-benar sudah lama ada sebelumnya, ia tidak signifikan dan tandus, jauh dari pusat penyembahan suatu agama pada jaman pra-Islam. Sebuah kota tua di selatan Libanon Abel-Bet Disebut Maakha, berbatasan dengan lembah Bekaa pernah disebutkan di Perjanjian Lama. Tempat ini sangat cocok dengan riset kita. bisa sangat baik berikut ini penelitian kami. Bahkan bukti-bukti kaligrafis menunjukkan ke suatu tempat kelahiran dekat Irak.

Jadi, bisakah kita mengumpulkan bukti bahwa “ Muhammad “ pernah menghabiskan masa mudanya di sebuat area yang bukan di Arab Pusat ? BISA. Dan BANYAK yang bisa dihadirkan. Mari kita munculkan bukti-bukti ini. Sekali lagi kita membutuhkan hasil studi dari 'Brother Ayman' dari free-minds.org

http://www.free-minds.org/ayman
Dalam artikel yang berjudul Keterbatasan Bahasa (Language Barier) kita telah lihat bagaimana peristiwa-peristiwa penting yang tercatat dalam Sirat Nabi justru bermasalah. Misalnya, kapan nabi lahir dan di mana ia tinggal. Tidak ada bukti dari sebuah kota bernama Mekkah pada jaman pra-Quran. Sebaliknya bukti menunjukkan bahwa kata benda umum ‘MKK(t) ’ dalam QS 48:24 berarti penghancuran adalah sesuai dengan maksud dari Quran. Jadi secara alami, muncul pertanyaan, mana sebenarnya nabi pernah hidup? (...)


Dimanakah Muhammad Pernah Benar-benar Hidup ?


Dalam pencarian kita untuk menemukan daerah di mana Muhammad pernah benar-benar hidup, kita akan menggunakan pendekatan yang agak berbeda dengan usaha-usaha sebelumnya. Kita akan menggunakan pendekatan berdasarkan ortografi (analisa system ejaan) dalam Quran. Dengan cara yang sama kita dapat mengenali jika seseorang penulisa adalah Inggris-Amerika atau Inggri-Inggris dari gaya penulisan dan pemilihan kosa-kata tertentu, dan ejaan kata-kata tertentu. Kita akan mencoba untuk menggunakan ortografi untuk mengidentifikasi di mana ayat-ayat Quran itu pernah diturunkan awalnya.

Seperti kita lihat di artikel ‘Language Barrier ’, bahasa Arab adalah bahasa umum dan bukan bahasa agama atau sastra berkelas elit. Akibatnya, arkeolog telah menemukan bahwa hingga zaman Islam dan munculnya Quran, prasasti-prasasti Arab ditulis dalam berbagai asksara yang bukan aksara Arab, dan tidak ada aksara khusus apapun yang terkait dengan bahasa Arab. Penulis Arab hanya menggunakan aksara berkelas dari wilayah geografis di mana tulisan itu ditulis. Aksara berkelas adalah aksara yang terkait dengan bahasa terkenal di daerah tersebut. Di era pra-Islam, ada dua aksara utama yang digunakan untuk menulis bahasa Arab Lama:

1. Aksara Aramik Nabatea. Ini adalah aksara dari bahasa Aramik Nabatea.
2. Aksara Musnad. Ini adalah aksara yang disebut aksara Arab Selatan dan inilah aksara yang terkait dengan bahasa kaum Sabaik atau lebih dikenal sebagai kaum Sabaean.

Manakala aksara Musnad musnah segera setelah jaman Islam, aksara Nabatea berkembang menjadi aksara Arab yang kita kenal saat ini. Peta berikut ini memperlihatkan lokasi dari prasasti-prasasti aksara Nabatea (merah) dan prasasti beraksara Musnad (hijau) (…)

Image


Naskah quran dalam aksara Mashq (Medina) , tertanggal 725 M. berisi Surahs Ya-Sin (36), 72-83 dan Al-Saffat, 1-14. tanpa ada penandaan ayat dan judul heading.

http://en.wikipedia.org/wiki/Ma%27il
(naskah beraksara Ma'il atau Hijazi, dari Hejaz –Arab Barat).

http://www.schoyencollection.com/arabic.htm
Secara kronologi: Umayyad Kufic (661-750); Mashq (Medina, 750-800); Kuffic Barat (850-950).

Metoda ortografi Quran meniadakan asal-usul elemen Arab pusat. Baik di Arab Pusat dan Selatan Arabia, aksara Sabaik tetap jadi aksara prestise sampai jaman Islam ketika Quran beraksara Sabaik ini akhirnya digantikan oleh Quran beraksara Aramik Nabatea.

Di provinsi-provinsi Romawi yang berafiliasi dengan Ghassanid di Utara Arab, bahasa Yunani semakin menjadi bahasa prestise politik dan agama dimulai sekitar pertengahan abad keempat Masehi dan dengan demikian mengambil alih sebagai aksara prestise- relijius. Hal ini dikonfirmasi oleh dua perkamen pra-Quran yang bertuliskan sebagian dari teks Septuaginta dari Mazmur 78 (LXX, 77) dengan penjelasan bahasa Arab ditulis dalam aksara Yunani. Di sisi lain, di barat daya Irak dan daerah perbatasan Utara Arabia, provinsi Lakhmid terus menggunakan bahasa Aram Nabatea sebagai naskah prestise untuk menulis Arab.

Dengan bukti-bukti arkeologi fisik di atas, dan fakta bahwa tidak ada aksara khusus yang berhubungan dengan Arab, Quran hanya ditulis dalam naskah prestise dari daerah mana ia berasal. Pada akhir abad keenam masehi, naskah bahasa Aram Nabatea adalah naskah prestise di propinsi Lakhmid Utara dan kota-kota perbatasan Arab, seperti aksara Musnad di Arab Pusat. Jadi fakta ini benar-benar menyangkal bahwa Quran awalnya ditulis di sebuah kota Arab Pusat, Mekkah dan Madinah sekarang, kalau tidak maka akan telah ditulis dalam naskah Musnad yang jauh lebih cocok, yang merupakan naskah prestise bagi wilayah itu. Hal ini juga sepenuhnya meniadakan asumsi bahwa Quran itu awalnya berasal di sebuah kota Romawi seperti Yerusalem atau kota-kota sekitarnya Ghassanid di mana aksara prestise yang dipakai di sana adalah aksara Yunani. Satu-satunya kesimpulan logis berdasarkan bukti di atas adalah bahwa Quran haruslah berasal di sebuah provinsi Arab Utara Lakhmid mana aksara Aramik Nabatea adalah aksara prestise yang dipakai.

Sebagai catatan tambahan menarik, kita lihat dalam Quran berhala kaum Nabatea seperti Manat dieja menggunakan ejaan Nabatea dengan medial "waw" ("mnwt") sebagai lawan ejaan Arab ("mnt"). Hal ini semakin mendukung bahwa Quran diturunkan di wilayah di mana aksara Aram Nabatea menjadi aksara prestise, dan karenanya teks-teks Quran mengadopsi ejaan Nabatea asing dengan nama diri (proper name) sebagaimana mereka digunakan bukan sebagai ejaan Arab Tua, yang sesuai dengan pengucapan bahasa Arab. ( keterangan penerjemah: untuk mudah memahami maksud penulis, mari kita ambil contoh bahasa Jepang. Jika ada kata asing yang tidak ada dalam phonem Jepang, maka bahasa Jepang menuliskannya bukan dalam aksara Kanji, melainkan Hiragana atau Katakana)

Mengingat bahwa pada akhir abad keenam masehi, bagian utara daerah itu, seperti Avdat dan Umm Aljimal berada di bawah pengaruh Romawi yang kuat dan aksara Yunani akan menjadi bahasa prestise, fakta ini bisa kita lihat dari kota-kota di bagian rendah daerah itu sebagai kandidat yang paling mungkin dimana Quran berasal. Ini akan menjadi suatu tempat antara Hegra dan Hira, termasuk kota-kota seperti Domat Al-Jandal, Tabuk, Tayma, dll. Semua kota tersebut berada secara signifikan pada rute perdagangan besar dan memiliki rakyat dengan beragam agama, tidak seperti kota terisolasi dan tidak berarti yang kemudian diberi nama Mekah.

Dengan demikian, setiap kota di atas akan lebih cocok dengan deskripsi yang diberikan oleh Quran sebagai "Ummul Qura" (ekspresi yang mirip dengan "ibu dari pemukiman" atau "tempat lahirnya peradaban"- yaitu QS 6:92, 42:7).
http://www.free-minds.org/language

Melihat kembali pada bukti arkeologis dari periode sebelum Quran diturunkan, kita melihat fenomena yang sangat menarik. Kita melihat banyak prasasti dalam bahasa Arab. Namun prasasti-prasasti tersebut sebagian besar berupa tulisan informal yang tidak berbicara tentang urusan agama atau urusan politik. Prasasti-prasasti tersebut seperti grafiti yang ditulis oleh kaum awam. Mereka berbicara tentang masalah orang kebanyakan, seperti berburu, mencari air, suku dan keluarga, merawat ternak, cinta, kesedihan, dan aspek normal lain sehari-hari dari kehidupan gurun.

Di sisi lain, di wilayah yang sama di Arab dimana grafiti beraksara Arab informal itu ditemukan, ribuan prasasti Nabatea juga dapat ditemukan. (...) Mereka adalah salah satu kaum yang disepanjang daerah tersebut yang menggunakan dua bahasa untuk tujuan yang berbeda. Mereka menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa informal sehari-hari untuk hal-hal umum dan bahasa Nabatea sebagai bahasa untuk urusan agama dan formal. Sebagian besar rakyat jelata tidak akan memahami bahasa agama elite dan ini membantu elit agama dan politik untuk memonopoli kekuasaan. Lebih penting lagi, bukti arkeologi ini dikonfirmasi oleh tanda dalam 16:103 yang jelas menunjukkan ke Bahasa Arab tidak menjadi bahasa agama. (...)

Berdasarkan QS 16:103, kita menemukan bahwa bahasa Arab bukanlah bahasa agama, tapi bahasa orang kebanyakan. Hal ini menjelaskan bagaimana istilah ‘ummi’ yang berasal dari ‘ummat’. Ummi bukan berarti buta huruf, melainkan orang awam yang tidak mengerti bahasa Kitab. Hal ini menjelaskan ayat QS 62:2 dan 3:75 dimana arti ‘buta huruf’ tidaklah cocok, sebab tentu saja tidak semua orang di jaman Muhammad buta huruf, dan tidak pula Muhammad. (…)

Bahasa Arab adalah bahasa kaum awam, bukan bahasa kaum cendikiawan dan rohaniwan. Untuk itu setiap kata relijius yang memakai bahasa Arab (di Quran) patut dicurigai dan diteliti secara seksama sebelum diterima.

Kisah tentang buta hurufnya Muhammad adalah suatu karangan lain yang dibuat untuk menyatakan bahwa Quran benar-benar mujizat. Namun mujizat itu ternyata didasari atas mental umat Islam yang mudah ditipu, dan tak pernah mau tahu.

Coba bandingkan ini: Aksara Nabataean Aramik hanya memiliki 22 phonem; Aksara Musnad memiliki 28 phonem, seperti juga bahasa Arab. Ironisnya, justru aksara Nabatea Aramik yang menggantikan aksara Musnad. Alsan paling memungkinan adalah bahwa Muhammad dibesarkan di tempat yang di antara tempat-tempat itu, entah wilayah Ghassanids atau Lakhmids.
Informasi menarik tentang Kaum Nabatean dan hal-hal terkait dengannya dapat anda lihat di:
http://nabataea.net/lhistory.html
http://nabataea.net/arabia.html
http://nabataea.net/12tribes.html

http://nabataea.net/foundingnations.html
http://nabataea.net/hagar.html

Kembali pada judul bab ini: ‘Dimanakah Muhammad Hidup , jika tidak di Mekkah?’, kita melihat bahwa dia paling memungkinkan datang dari latar-belakang Nabatean. Kita juga telah melihat bukti-bukti kaligrafis dari naskah-naskah Quran awal.


Image
Prasasti bertanduk, berbunyi : 'QoS-adalah-Allah', segel ini dikaitkan dengan dewa orang Edom : Qaush, ditemukan di dekat Petra.

Lihat : http://www.dhushara.com/book/orsin/orsin3.htm

Dalam situ free-minds ada artikel dengan 6 halaman panjang menyoal tentang kemungkinan asal-usul Muhammad.

http://www.free-minds.org/moh
Pengarangnya (menamakan dirinya : Layth) memulai ontology Islam dari Nuh, ke Hud (aad) ke Saleh (Thamud) dan kemudian Abraham dan Lot, dengan mengutip banyak ayat-ayat quran ( QS 2:127, 2:158, 3:96, 22:26, 14:37, 6:83-86, 15:76-77, 29:35): “dan sisa-sisa darinya tetap ada sebagai tanda yang jelas….”

Sang penulis mengakhiri tulisannya dengan : “ … dapat dikatakan, dengan melihat bukti-bukti, bahwa kota kuno Petra adalah benar-benar lokasi dimana kaum Lot, saudara Ibrahim / Abraham tinggal.

(Catatan : Surah ke-8 secara kronologis adalah surah ke 88 atau surah Madinah Awal)

Di sini kita memiliki sejumlah poin konklusif yang perlu diperhatikan:
Ø Wahyu baru terungkap melalui Muhamad (8:31);
Ø Kuil suci berada di lokasi ini (8:34-35);
Ø Muhammad hidup di antara orang-orang ini (8:33);

Dengan mempertimbangkan semua informasi ini, berarti Muhammad memulai misinya di Bakka, dimana Abraham / Ibrahim berasal dengan Baitullah buatan Ismail. Namun sekarang berdasarkan Tradisi Sunni dan Shia, kita diberi tahu bahwa lokasi Baitullah itu berada di Mekkah, Arab, dimana Kaabah (kuil berbentuk kubus) itu berada dan jutaan pejiarah tiap tahun selama berabad-abad melakukan ritual haji (merujuk pada QS 3:96). . Bagian yang paling jelas dan penting dari informasi yang sering dilupakan adalah bahwa Allah menyebut tempat rumah suci pertamanya terletak disebut “Bakk’a”. Sekalipun Bakka dan Makka(t) kedengarannya bersanjak, tetap saja jelas berbeda nama dan berbeda tempat (…)

Nama `Bakka` telah tertulis dalam kitab-kitab kuno dan yang diberikan sebagai nama daerah yang dicapai ketika para peziarah keluar dari lembah Refaim dari barat selatan yang mengarah ke gunung Sion di jantung kota Yerusalem (2Sam. 5: 22-23, Mazmur 84,4-8). Bahkan, nama Bakka masih dipertahankan untuk daerah yang sama yang langsung menuju jantung kota Yerusalem dari arah barat dan selatan (saat ini bernama Ge'ullim). Kita diberitahu bahwa kata 'Kaa'bah' berarti ' berbentuk kubus' dan bahwa situs di Mekah telah dibangun sesuai dengan persyaratan desain.

Namun, makna 'kubus' yang terkait dengan kata ini tidak memiliki dasar dalam Quran itu sendiri, atau bahkan dalam bahasa Arab yang masih digunakan sampai hari (kata untuk kubus dalam bahasa Arab adalah “mu'ka'ab” , bukan Ka'bah atau Kaab). Kata 'Ka'b / Ka'bah' yang terkait dalam bahasa Arab merujuk pada setiap fitur yang menonjol, seperti tulang di sisi pergelangan kaki (mengutip QS 5.6) ... Jadi, membangun, apapun bentuknya bisa disebut 'Ka'bah' asalkan ia berdiri keluar dari dataran.

http://www.free-minds.org/ayman

Tentang Perubahan Kiblat seperti yang dilaporkan dalam QS 2:142-150, sebuah surah Madinah lainnya)

QS 2:142
“The foolish from amongst the people will say: “What has turned them away from the focal point that they were on?” Say: “To God is the east and the west, He guides whomsoever He wishes to a straight path”
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus".

Umat islam dibingungkan dengan ayat-ayat di atas, berpikir bahwa perubahan qiblat dari “Rumah Suci” adalah perintah Allah kepada Muhammad dari Yerusalem ke Mekkah. Masalah mendasar dalam penafsiran ini adalah bahwa dalam ayat 2:142 “perubahan” itu telah terjadi dan orang-orang mengomentarinya. (yakni ‘apa yang membuat mereka mengubah kiblat itu ?’). Sedangkan di ayat 2:144 nabi diberikan instruksi baru untuk mengarahkan Qiblat ke Rumah Suci (yang tentu saja bukan Mekkah karena perubahan Qiblat, yang dimaksudkan sebagai sebuah “ujian”, telah terjadi sebelumnya dan orang-orang sudah berkiblat bukan ke Yerusalem).

Setiap kota-kota di provinsi Lakhmid dan daerah-daerah perbatasan juga akan jauh lebih cocok dengan lingkungan multi agama di mana ayat Quran diungkapkan. Antara abad keempat dan keenam Masehi, orang Kristen Romawi telah menganiaya umat agama lain seperti Yahudi dan bahkan sekte-sekte Kristen lain yang mereka pandang sebagai sesat seperti Nestorian dan Monofisit. Akibatnya, kelompok-kelompok ini semakin pindah ke daerah Lakhmid dimana mereka ditoleransi dan disambut sebagai akibat dari penentangan mereka terhadap Roma. Jadi, tidak seperti Kristen Romawi, Kristen Nasara tidak pernah digambarkan sebagai penganut keyakinan Trinitarian. Dalam QS 5:72-73 kita melihat bahwa istilah Nasara tidak muncul di situ.

Ayat-ayat ini mengutuk mereka sebagai ‘ yang tidak dihargai / ditolak/ "kafir" – yaitu untuk kaum Monofisit (5:72) dan Trinitarian Roma (5:73). Di sisi lain, 9:30-33 menggambarkan Nasara sebagai "musyrik" untuk mengklaim bahwa Yesus adalah anak dari Allah. Kaum Nestorian sesuai dengan deskripsi ini karena mereka menolak Trinitas dan menekankan kemanusiaan Yesus. Kita tahu dari bukti arkeologis bahwa daerah-daerah Lakhmid adalah pusat utama untuk Nestorian.
Diambil dari artikel Ibn Warraq: The Quest for the Historical Muhammad
http://www.skeptically.org/enlightenment/id3.html

Bahwa kisah-kisah dalam Tradisi Islam sangat benar-benar tidak bisa dipercaya sejauh berkaitan dengan tanggal-tanggal yang disebutkan, telah ditunjukan oleh Lawrence Conrad. Ketika diteliti lebih dekat sumber-sumber dalam upaya untuk menemukan tanggal lahir yang paling memungkinkan dari Muhammad, yang menurut tradisionalis terjadi pada Tahun Gajah, 570 CE, Conrad menyebutkan: “ Pada abad kedua Hijriah pendapat para cendikiawan Islam tentang tahun kelahiran Muhammad bervariasi sampai berselisih 85 tahun. Nampaknya, dari seluruh kisah kelahiran Islam, hanya peristiwa tahun 622- lah yang paling aman, karena telah dikonfirmasi oleh koin yang menandakan era baru (….) Hanya baru pada waktu jaman pembuatan Hadits-lah, pada abad kedua Islam, semua gagasan yang samar-samar diserap dan dibuat jadi khusus dalam kisah-kisah Sunnah Nabi…. Muhammad, sebagai Sang Nabi, jurubicara dari dewa universal yang dipanggil sebagai Allah, merupakan produk penemuan ulama-ulama di abad kedua dan ketiga tahun hijriah (hal 102-105)

Dari catatan-catatan Non-Arab yang sejaman, kami menyimpulkan bahwa sumber-sumber lokal yang ditulis sebelum awal abad kedelapan tidak memberikan bukti tentang invasi yang direncanakan kaum Arab dari Semenanjung, atau tentang suatu pertempuran besar yang dihancurkan tentara Bizantium, juga tidak menyebutkan khalifah sebelum jaman Muawiya, yang sebaliknya jelas merupakan tokoh sejarah sepenuhnya dibuktikan dari beberapa karya. Gambar sumber dari sastra sejaman nampaknya memperlihatkan penggerebekan yang tidak dramatis, layaknya perampok yang bisa masuk ke rumah karena mereka tidak menemukan oposisi militer. Dengan bukti ini dan bukti lainnya, kami menyarankan bahwa apa yang terjadi adalah serangkaian penggerebekan dan keterlibatan kecil, yang memunculkan cerita-cerita dramatis antara para pendatang Arab, yang mungkin berjudul “Bagaimana Kita, Arab, Menggulung Roma”. Kisah-kisah ini kemudian dipilih dan dihiasi di akhir jaman Umayyah dan awal ~ Abbasiyah untuk membentuk Sejarah Resmi Penaklukan ini.

Dengan latar belakang yang demikian maka cukup jelas apabila versi tertulis dari kisah-kisah Tradisi Islam tidak setuju satu sama lain tentang nama-nama pertempuran, komandan, jumlah peserta dan korban, dan sebagainya. Selanjutnya, jika kita menilai dari literatur ini, kita harus menyimpulkan bahwa bangsa Arab pada saat masuknya mereka ke daerah Bulan Sabit Subur adalah bangsa pagan, dan tetap demikian sampai abad ketujuh. Elit yang berkuasa mengadopsi monotheisme sederhana dengan basis Yudeo-Kristen, yang dapat dilihat dari sebuah catatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kekristenan resmi dengan gubernur Arab selama tahun-tahun awal Muawiya berkuasan (640an) (hal 433).

Bukti arkeologi: bukti-bukti arkeologis menunjukkan Byzantium sudah mulai menarik militernya dari al-Sham (Siria) seratus tahun sebelum perampokan Sasanian dimulai pada tahun 604. Bagian buku ini berlanjut dengan melukiskan bukti arkeologi tambahan yang bertentangan dengan kisah-kisah Tradisi Islam. Uang koin, misalnya, sampai tahun 71 H tidak ada uang koin yang bertulikan baik nama “Muhammad” atau frase-frase khas Islam." (Hal. 435-36).

Dan bukti-bukti arkeologi juga menunjukkan bahwa arah kiblat mesjid-mesjid sebelumnya tidak mengarah ke Mekkah sampai tahun 705, seperi mesjid Amir bin al As di Kairo, atau mesjid Wasit di Irak, sehingga selaras dengan kesaksian Balahhuri ( disebut Futuh) bahwa Kiblat mesjid pertama di Kuffa, Iraq , konon dibangun pada tahun 670 M mengarah ke barat, sementara jika memang kiblat itu mengarah ke Mekkah harusnya langsung mengarah ke selatan. Sehingga ini menguatkan kesaksian Yakob dari Edessa yang meneguhkan , sehingga kita yakin bahwa mempertahankan bahwa kaum Mahgraye (ditulis Mhaggraye, Saracen), Arab) di Mesir berdoa menghadap ke timur, bukan tenggara. Oleh karena itu, sampai akhir tahun 705, Mekah belum dikanonisasikan.

Lihatlah videonya di :

Image

Jadi bisa kita simpulkan dari kutipan di atas :

  1. QS 2: 142 merujuk kepada sesuatu yang telah terjadi, yaitu orang-orang mengacu ke pada Qiblat lain selain Yerusalem, maka turunlah ayat itu. Bukan Allah sendiri yang menyuruh Muhammad mengganti arah Qiblat. Namun bukti-bukti memperlihatkan bahwa arah perubahan arah Qiblat mesjid-mesjid dari Yerusalem ke Mekkah, di Arab terjadi setelah tahun 710 M. (lihat bagian dari artikel itu yang tidak saya kutipkan).
  2. Ada kemungkinan nilai kebenaran dalam kisah setengah legenda tentang pertemuan Muhammad dengan Bahira, seorang rahib Nestorian.
  3. Lihat sekali lagi artikel tentang Nasara di atas
  4. Semua kontroversi tentang Yesus sebagai anak Allah di dasari atas pemakaian kata yang salah dalam bahasa Arab tentang kata ‘anak’ itu sendiri, yaitu dengan menggunakan kata ‘walid’ yang berarti anak dalam artian darah dan daging, bukannya ‘ibn’ atau ‘al-Bayt’ yang bermakna yang datang dari , yang jauh lebih cocok.
Penulis artikel tersebut (menamakan dirinya ‘Ayman ’) lebih jauh mengembangkan kajian tentang Mekkah, dan Batu Hitam (Hajar al Aswad) sebagai simbol dari Venus.


http://www.free-minds.org/ayman


Mengapa Mekkah ?

Keselarasan yang tepat dari Batu Hitam dengan matahari terbit di musim dingin bukanlah suatu kebetulan. Allat, berhala utama di jaman Muhammad, adalah dewi kesuburan dan ini dikonfirmasi oleh bukti-bukti arkeologis dari situs Nabatea. Ciri khas dari simbol dan ritual dewi kesuburan selalu terkait dengan matahari. Dalam kasus ini, arah matahari terbit musim dingin menandai lokasi di mana matahari adalah “dilahirkan kembali”.

Sekarang jika anda melihat lebih dekat, anda akan melihat bahwa tempat Batu Hitam ditempatkan adalah dalam bentuk vulva perempuan melebar dan Batu Hitam adalah dalam bentuk mahkota kepala dewa bayi yang baru lahir yang sedang keluar dari vulva.

Mendekatlah dan anda akan melihat bahwa orang-orang mencium kepala dewa bayi yang baru lahir. Mencium kepala adalah tradisi Arab kuno untuk meminta pengampunan. Jadi mencium bagian atas kepala dewa bayi yang baru lahir sebagai berhala sebagai praktek pagan tradisional untuk meminta pengampunan, dengan harapan dosa-dosa akan tercuci habis seolah-olah menjadi suci seperti bayi yang baru lahir.

Image

Amatilah sementara waktu dan anda akan melihat orang-orang berputar tujuh kali mengitari Batu Hitam itu. Sebuah naskah pra-Quran ditulis oleh Epifanius di abad keempat menggambarkan ritual berputar tujuh kali sebagai bagian dari festival kelahiran berhala Nabatea berhala: Allat dan Dhushara sekitar musim dingin solstice. Angka tujuh dianggap suci dalam simbolisme pagan Arab dan pada umumnya karena menyimbolkan lima planet suci plus matahari dan bulan sebagaimana orang-orang jaman dulu menghormatinya.

Image

Hari ini banyak orang di dunia Arab merayakan apa yang disebut dalam bahasa Arab Subu ', yang merupakan festival tradisional yang terjadi pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi yang baru lahir dan pada hari ketujuh setelah peziarah kembali. Seperti ziarah pagan yang kita amati dan Epifanius jelaskan, sebagai bagian dari perayaan kelahiran Subu ', orang-orang biasanya mengelilingi rumahnya tujuh kali sambil membawa bayi yang baru lahir.

Sebagai dewi kesuburan, maka Allat sepadan dengan Aphrodit (dewi Yunani). Bearti pula ia sepadan dengan Venus (dewi Romawi), Astarte / Ashtoreth (dewi Semitik), Ishtar (dewi Mesopotamia), Kali (dewi dalam Veda), Cybele (dewi Anatolia), dan Frigga (dewi bangsa Norse). Dewi-dewi kesuburan dipuja diseluruh dunia kuno dengan berbagai nama. Yang menarik, batu hitam seperti yang ada di Mekkah umumnya dikaitkan dengan simbol kedewiannya. Contoh adalah gambar berikut yang memperlihatkan batu hitam yang dipuja di Kuil Aphrodite dekat Paphos Cyprus (….)


Image
Batu Hitam Dewi Aphrodite

Benang informasi lain yang umum dan menarik yang menghubungkan berhala-berhala ini adalah mereka semua berhubungan dengan hari Jumat. Contohnya: Ashtoreth adalah dewi di hari Jumat. Begitu juga Venus dimana orang-orang Roma menamakannya Friday yang di ambil dari artian “dies veneris”. Kata Friday berasal dari dewi Norse, Frigga. Ketika suku-suku Jerman menginvasi Inggris mereka memaksakan praktek pemujaan dewa-dewi mereka di hari itu yang dimaksudkan untuk menghormati Venus. Hari yang dikhususkan itu disebut Frigedaeg, yang berangsur-angsur menjadi “Friday”. Saya rasa ini bukan suatu kebetulan jika Friday (hari Jumat) dijadikan hari suci bagi sekte-sekte yang mengagungkan Allat / Aphrodite dan Kuil Suci Berbentuk Kubus, dan Batu Hitam (….)

Para sektarian itu sekarang berfantasi bahwa Muhammad, atas nama mereka, dapat bersafaat dan mengatur siapa-siapa yang bisa masuk ke surga. Orang mungkin berpikir bahwa mereka sedang mengagungkan nabi, namun setelah dilihat akar dari praktek ini lebih dekat , mereka cuma sedang mengagungkan nabi imajiner, nabi angan-angan. Jadi ketika mereka sedang memohon kepada nabi imajiner ini, mereka sebenarnya tidak lebih dari melayani fantasi mereka sendiri.


Seperti al-Qur'an tanggapi tentang hal itu di QS 12:106, 30:30, 39: 44-45, 6:121 dan 159), umat Muslim mengikuti apa-apa pun yang hanya berdasarkan desas-desus & dugaan.
Jadi, bukti-bukti kuat yang menunjuk ke lokasi di Barat Laut Arab sebagai wilayah di mana Muhammad berasal. Hal ini tersirat dalam dalam konkordansi dengan ayat

QS 37:137-138:
And lo! ye verily pass by (the ruin of) them in the morning, And at night-time; have ye then no sense?

terjemahan indonesia:
Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melalui (bekas-bekas / puing-puing reruntuhan) mereka di waktu pagi,
dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?


QS 33:27
''He caused you to inherit their land and their houses and their wealth, and land ye have not trodden.''

terjemahan indonesia:
Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan tanah yang belum kamu injak Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.


Kita harus berpikir dari ayat terakhir tadi bahwa dia tidak berasal dari Mekkah dan kita dapat menyimpulkan dari ayat pertama bahwa ia berasal dari Barat Laut , yakni daerah Nabatea Arab.

http//www.reocities.com/spenta_mainyu/Islam.htm
Mengikuti indikasi yang diberikan dalam QS 37:133-38 Muhammad adalah seorang dari suku Midian / Nabatea, dan istrinya Hadija adalah putri Adb al-Uzza, sebuah nama dari Nabatean. (Jika kita mendekatkan dengan QS 25:38-41 maka ini menegaskan demikian, karena kaum Aad, Tsamud, Rass adalah kaum Midian). (…..)

QS 33:27 didahului oleh ayat-ayat yang berhubungan dengan 'pertempuran parit', yang Ismaelite-Hagarenes dilaporkan telah bertempur dengan musuh-musuh mereka (kelompok sekutu dari Mekah dan beberapa suku Yahudi). Mekah dan sekutu mereka tidak bisa mengambil Madinah, sehingga mereka meninggalkan upaya pengepungan dan kembali ke kampung halaman mereka. Jika cerita ini benar, maka tanah Mekkah adalah tempat yang Muhammad sendiri belum pernah injak !

Ayat-ayat Quran sendiri membuatnya jelas. Dia berasal dari tempat yang berbeda. Catatan : kaum Hagarin (kaum Arab dimana pergerakan islam berawal) berada di Madinah, dan itu adalah tahun kelima dari Hijra, dan Rasul itu belum menginjak tanah lainnya termasuk tanah Mekah! (...)

Menurut literatur resmi / Tradisi Islam Muhammad telah memulai misi kenabiannya di Mekah. Tapi QS 33:27 hanya akan masuk akal apabila karakter sentral dalam mitologi Islam ini telah memulai hidupnya bukan di Mekkah, tapi di tempat lain. Tradisi Islam tampaknya menyiratkan bahwa tempat yang Muhammad pernah ucapkan sumpah untuk diambil adalah Mekah. Para penulis Arab nasionalis penyusun Quran nampaknya benar ketika mereka memasukan pernyataan bahwa Quran itu sendiri, karena mereka mencoba untuk mengadopsi ajaran asli sesuai dengan prioritas mereka.

Mereka mengklaim bahwa Muhammad bersumpah untuk mengambil Mekkah, karena Mekkah adalah kaum yang membuat pindah Muhammad berhijrah ke Medinnah dan Mekah adalah kota penyembah berhala. Ini adalah keyakinan saya bahwa jika Muhammad pernah berpikir mengambil Mekah itu bukan karena ia diejek sana, bukan karena ia dipaksa meninggalkan Mekkah, bukan karena Mekah adalah kota kelahirannya, namun karena Mekkah memiliki kuil suci, saingan dari Kuil Suci Muhammad di BEKKA. Mekah adalah titik fokus dari berbagai agama adat / kultus. Oleh karena itu, kuil itu harus disingkirkan. Semua agama / sekte adalah ancaman terhadap status dan pengajarannya.

Ini adalah keyakinan saya : Nabi Muhammad bukan seseorang dari Mekkah. Kisah-kisah Islam membuatnya menjadi jelas : Suku dan keluarganya berasal dari Madinah. Lebih dari itu saya juga percaya bahwa sebelum ia dan keluarganya telah berpindah ke Madinah, mereka berasal dari tanah di utara dan hidup di sana ( QS 3:96 bandingkan dengan Mazmur 84:6-7, QS 37:137 -138, 25:38-41). Jadi tempat paling selatan yang Muhammad pernah singgahi di Semenanjung Arab hanyalah Medinah….

Dan keyakinan pribadi saya adalah bahwa Muhammad berasal dari Hegra (tempat studi arkeologis sekarang yang disebut Meda’in Salah) Perhatikan pelafalan ini “Hegra / Hejra” dengan Hijrah. Keduanya berarti “yang disingkirkan”, “terpisah dari”.

Sekarang Hegra menjadi situs UNESCO pertama di Arab Saudi.
http://nabataea.net/medain.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Mada%27in_Saleh

Image


http://www2.cnrs.fr/en/1235.htm
Prasasti-prasasti lain yang ditemukan di situ ini – kali ini tertulis baik dalam aksara Nabatean maupun dalam suatu aksara penengah antara Nabatean klasik, seperti yang ditemukan di Petra, dengan aksara Arab. Petunjuk ini akan membantu epigrafis untuk memahami tulis menulis dikembangkan di wilayah ini. “Nabatea, aksara yang berasal dari bahasa Aram, adalah leluhur langsung dari aksara Arab,” papar Nehme. “Script Transisi antara Nabatea dan Arab telah diamati di situs arkeologi lainnya, tapi ini adalah pertama kalinya bahwa kami telah melihat mereka di Hegra.”


Anda bisa membacanya lebih lanjut di situs Mudarras Kadhir Gaznavi. Namun saya akan menyingkat 5 halaman panjang tulisan beliau : Ajaran agama Islam, diambil oleh Imperialis Arab dari Iman kaum Sabean !
http://www.reocities.com/spenta_mainyu/Islam.htm

The Hagarene Messenger : http://reocities.com/spenta_mainyu_2/Muhammad.htm

(akhir dari bab 5)

Read More..