Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 8

Bab 8 

MEMPERTIMBANGKAN MHMD(t) :PRASASTI PADA KUBAH BATU


Inilah pandangan saya tentang mengapa proyek pembaharuan Inskripsi pada Kubah Batu dari aslinya oleh al-Malik (694 M) ke masa al-Ma’mun (830-833 M) adalah sebuah keharusan sejarah!

Image

Penanggalan pada Kubah Batu adalah tahun 694 M, dan semua orang menganggap ini benar-benar dapat diandalkan. Namun sebenarnya tidak demikian.
Sebab penanggalan ini bertentangan dengan semua kesaksian tertulis lain yang kita miliki tentang Muhammad historis, anehnya sedikit terlalu dini.

Penanggalan dari setiap ayat-ayat Quran sebagai tahun 72 H atau 694 M nampaknya terlalu dini sebab bahkan sebuah dokumen yang disebut Fiqh Akbar I yang dirancang untuk menunjukkan pandangan Muslim ortodoks, dilaporkan tidak memiliki referensi Quran! Abu Hanife (meninggal .767M), Imam tertinggi saat itu, telah menulis teks ini namun tidak memiliki referensi untuk setiap Quran, padahan saat itu sudah tahun 750 M ! Sudah jelas bahwa dengan menempatkan antara 830-832 M (khalifah al Ma'mun), dan bukan pada saat Al Malik (694 M), maka inskripsi Kubah Emas menjadi semakin selaras dengan data-data yang ada.

Mari kita lihat di kalimat akhir dari prasasti luar ...

  1. Demi nama Allah, maha Pengasih dan Penyayang. Tiada ilah lain selain Allah. Dia Esa.
  2. Dia tidak berkawan. Muhammad utusan Allah, berkat Tuhan atas dirinya.
  3. Kubah itu dibangun oleh hamba Allah 'Abd Allah Imam al-Ma'mun, Komandan Mukminin, dalam tahun dua dan tujuh puluh.
  4. Semoga Allah menerima dari dia dan puas dengan dirinya. Amin, Tuhan semesta alam, puji Tuhan.

Apa yang kita baca di sini adalah bahwa Kubah Emas dibangun oleh khalifah al-Ma'mun (memerintah 813-833 M), pada tahun ''dua dan tujuh puluh” atau 72. Banyak pihak mengaitkan penanggalan itu dengan Abd al-Malik bin Marwan (646-705) karena beranggapan bahwa angka 72 ini pastinya mengacu pada 72 tahun Hijriah. Dari apa yang saya kumpulkan tentang tahun Hijriah adalah tahun dimana konon nabi Muhammad pindah dari Mekkah ke Madinah yaitu tahun 622 M. Dan selama ini kita berpikir bahwa angka 72 mengacu pada tahun masa 72 tahun setelah tahun 622 M. Namun faktanya tidaklah demikian. Inilah ceritanya.

http://www.templemount.org/allah.html
Selama berabad-abad orang memuji khalifah Al-Mamun dengan pembangunan kuil yang luar biasa ini sampai kita menyadari ada kesalahan penulisan waktu, sebab sang Kalifah berkuasa dari tahun 813 – 833M, dan ia memperbaiki Kubah Batu tahun 831 (penerjemah: tahun 831 M setara dengan tahun 209 Hijriah, mengapa Al Ma’mun menuliskan tahun 72 ?) . Ada rentang waktu satu setengah abad. Ini adalah kasus penipuan dimana suatu nama (Abdul Malik) diganti dengan nama lain (Al Makmun). Saat ini orang-orang hanya tersenyum dengan penipuan ini.

Sepertinya kesalahan atau bahkan pemalsuan tersebut paling tidak mungkin terjadi di bawah pemerintahan seorang khalifah. Bahkan paling tidak pemalsu ini akan telah dipenggal kepalanya! Seperti yang kita lihat tahun 'dua dan tujuh puluh' tidak diikuti oleh tambahan keterangan ‘tahun Hijriah’ Tidakkah ini aneh? Mungkinkah tahun 72 itu tidak mengacu pada 72 H melainkan tahun 72 dengan penanggalan yang berbeda ?

Benar sekali. Ini bukan penanggalan Hijriah melainkan penanggalan tahun dinasti. Sudah menjadi kebiasaaan yang mengakar apabila para penguasa menetapkan tanggal tahun berdasarkan pada tahun dinasti mereka mulai memerintah. Saya berpendapat bahwa tahun ‘72’ ini tidak mengacu pada tahun 72 Hijriah melainkan tahun ke-72 sejak pemerintahan dinasti Abbasiyah. Dan kita tahu bagaimana mereka meremehkan apapun hasil dari pemerintahan dinasti Umayyah sebelumnya, yang mereka nilai telah rusak dan tidak memiliki kepemimpinan sejati. Sekarang jika kita mengurangkan tahun 830 dengan angka 72 maka kita mendapatkan 758 ... Itulah penanggalan awal dinasti Abbasiyah (758-1258)! Perbedaan satu tahun (entah tepatnya 830 – 831 M tepatnya mereka memulihkan Kubah Batu) bisa disebabkan banyak faktor, seperti pemahaman mereka sendiri tentang kapan tepatnya kekuasaan dinasti dimulai, dan perbedaan penanggalan surya / bulan. Tahun 758 adalah ketika Dinasti Abbasiyah hijrah dari Harran ke Baghdad.

ada kutipan menarik di http://en.wikipedia.org/wiki/Baghdad :

Empat tahun sebelum pendirian kota Baghdad, di tahun 758, Mansur mengumpulkan para insinyur, surveyor, dan ahli seni konstruksi dari seluruh dunia untuk datang bersama-sama dan menyusun rencana kota. Lebih dari 100.000 pekerja konstruksi didatangkan untuk melakukan survei dan rencana; banyak gaji didistribusikan untuk memulai pembangunan kota besar.
Ini pasti saat-saat antusiasme mereka. Dengan bermodalkan keahlian yang sama seperti mereka membangun kota Baghdad 72 tahun sebelumnya, maka tulisan 72 dan al Ma’mun dapat dipahami pada inskripsi Kubah Batu dapat dipahami. Sayangnya kita sering membayangkan angka 72 ini sebagai tahun 72 H tahun dimana Abdul Malik memimpin. Dengan memahami arti penanggalan yang tepat, segera saja inskripsi ini kembali ke jalur faktual historisnya. . Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa al-Malik tidak melakukan apa-apa dengan Kubah Batu, hanya saja jelas bahwa bentuk akhir bangunan Kubah Batu ini adalah hasil dari Kalifah al-Ma'mun.Jelas bahwa bangunan ini seluruhnya bercorak Persia tanpa ada apapun yang bercirikan Arab di tempat ini, sama seperti yang kita temukan di masjid Damaskus atau al-Aqsa.

Dikatakan bahwa bangunan itu diperintahkan oleh Umar, hanya harus dimulai dengan sungguh-sungguh sekitar 50 tahun kemudian. Itu sangat luar biasa jika dibangun sesingkat itu! Pengaruh yang jelas dari kubah Persia, sangat berbeda dengan apa-apa dari arsitektur Umayyah Arab pada jaman itu. Jelas sekali bahwa gaya arsitekturnya menunjukkan kepada jaman Abbasiyah (dengan Iran tulisannya kufic Piramouz).

Image

Mari kita bandingkan dengan inskripsi pada Kolam Pemandian di Gadara ( yang tulisannya dimulai dengan tanda salib, Hamat Gader, 662/3)
http://www.islamic-awareness.org/Histor ... ammat.html

1. Pada jaman Hamba Allah Mu'awiya (bhs. Aram: Abdalla Maawia), sang Komandan
2. kaum yang setia (amēra almoumenēn) Pemandian air panas dari
3. kaum kami diselamatkan dan dibangun kembali
4. oleh 'Abd Allāh Abū putra Hasyim (Abouasemou), yang adalah
5. Gubernur, pada tanggal lima bulan Desember,
6. pada hari kedua (minggu ini), pada tahun ke-6 penunjukannya,
7. dalam tahun ke-726 koloni itu, tahun ke-42 menurut orang-orang Arab (kata Arabas)
8-9. untuk menyembuhkan orang sakit, di bawah perawatan Ioannes, pejabat dari Gadara.


Kita bisa melihat bagaimana sebuah data penanggalan secara penuh ditulis, dan bahwa Maavia (Aram untuk Muawiyah) adalah 'Amir (Gubernur), bukan khalifah!

Kemudian diawali dengan tanda salib terukir di awal tulisan. Ini mungkin merupakan prasasti dengan bahasa Yunani murni di awal tanggal hijrah. Tapi Hijrah ini tidak terkait dengan Muhammad bergerak dari Mekah (?) Ke Madinah (Yath'rib), melainkan mengacu pada waktu ketika Konstitusi Madinah diratifikasi, yang membentuk aliansi bersama kaum Arab / Yahudi / Kristen. Kita bisa melihat bahwa Perjanjian ini ditanda-tangani di Najran (631) dan Tabouk (630), yang menjamin kebebasan total orang ibadah, yang kemudian komitmen ini berubah dalam prakteknya dikemudian hari!


Penanggalan Hijriah

Saya sangat yakin penanggalan Hijriyah (dimulai tahun 622) resmi berkaitan dengan meratifikasi Konstitusi Madinah, yang menetapkan konsep “Ummah” yang pertama yang terdiri dari aliansi antara faksi-faksi yang berbeda dari orang Arab (belum disebut Muslim, tapi sebagai Saracen, Hagarenes, dll) dan beberapa faksi Kristen (Ansar, Nasari, Nestoria) dan Yahudi mesianik. Saya percaya bahwa disinilah “Muhammad” muncul , entah itu Muhammad ibn Maslamah dan / atau Salman Persia (keduanya non-Arab). Ini jauh lebih menyejarah dari pada legenda yang selama ini beredar dan difabrikasi dari awala dinasti Abbasiyah, seperti kita telah lihat tentang Mekkah, Hijriyah, Ka'abah dan Haji.

Abbasiyah memisahkan diri dengan konfederasi sebelumnya dan mendirikan ke-ummah-an mereka sendiri. Jadi penanggalan Hijriah tidaklah penting bagi mereka. Hal yang sangat bertentangan dengan sifat penulisan inskripsi Kolam Pemandian di Gadara.Merekalah yang memulai merekayasa kisah-kisah Muhammad dengan penanggalan yang tidak valid mulai dari kelahirannya di Tahun Gajah yang hanya fiksi, hanya untuk membangun suatu kisah-kisah”kredibel” tentang asal-usul mulia nenek moyang Mutalib.

Khalifah Ma'mun (813-833) adalah orang yang memicu sirrat (buku Biografi) pertama dari nabi (Ibnu Hisyam-d.833 dibelakang baying-bayang figur samar Ibnu Ishaq), hadis pertama Bukhari, yang kita ketahui datang tepat setelahnya. Di bawah penguasa ini juga kita tahu bahwa Aliran Fiqh ditetapkan oleh Muhammad (Syafi'i, Syariah). Segera setelahnya sejarawan pertama Arab, al-Tabari mendasarkan karyanya pada cerita dari mulut ke mulut menjadi tertulis diciptakan , dengan perspektif hagiographic (pengkultusan pribadi yang dipercaya suci), sekalipun dengan rincian dari sumber yang tidak kuat dan tidak berdasar. Karya keduanya adalah Tafsir atau komentar Quran yang akan menggaris bawahi ayat-ayat Quran. Dari sinilah semua itu terjadi

Nah, sekarang periode 830-33 sebagai tanggal berdiri Kubah Batu akan sepenuhnya menggantikan setting kronologis dari inskripsi itu . Bahkan jika kita mengakui pendirian Kubah Batu sebelumnya (yang masih berupa kayu) tidak berarti bahwa inskripsi itu berasal dari jaman Abdul Malik. atau bahwa inskripsi itu tepat sama seperti yang ada pada saat ini. Namun dengan semua rekaman historis yang tersedia, tidak bisa demikian. Adalah Al-Makmun yang benar-benar mendirikan Kubah Batu !

Sekali lagi, kita dapat melihat bagaimana para cendekiawan kita bisa mudah tertipu ketika mengikuti tradisi Islam, sebab sejarahnya sebagian besar tidak dapat diandalkan. Tadinya mereka tersenyum melihat ‘kepalsuan’ Al Makmun yang menuliskan 72 sebagai motif untuk diakui sebagai yang mendirikan di tahun 72 H (694), padahal tahun 72 tersebut benar adanya apabila dibaca bukan sebagai tahun 72 H melainkan tahun ke-72 pemerintahan Dinasti Abbasid.

John Wansbrough di tahun 1970 sudah menduga bahwa agama Islam diciptakan pada masa Abbasid, dan kemudian beritikan membuat kitab suci dan agamanya sendiri. Studinya dan Theodore Noldeke telah membuat lebih banyak sarjana, seperti Karl-Heinz Ohlig dan Gerd-R Puin.

Menurut mereka mata uang logam pertama dicetak dengan huruf MHMT dicetak di Iran Timur tahun 659 M dan kita memiliki banyak koin Umayyah menampilkan salib atau bahkan Yesus (dengan pedang). Marwan II adalah penguasa pertama yang menyebut dirinya Kalifah di tahun 748 M sebagai tantangan terbuka atas otoritas kaisar Romawi. Dan koin pertama yang menyebutkan kata ‘Mekkah’ dicetak pada tahun 828, tepat pada pemerintahan al-Ma’mun. Kemudian antara 687 M dan 693 M telah terjadi perang antaramata uang antara mata uang ciptaan Romawi dengan ciptaan al-Malik, koin-koin itu harus dibawa keluar dari peredaran dua tahun kemudian, dan pemakai koin Romawi diancam di bawah hukuman mati!

Berikut adalah contoh dari koin-koinnya :

Image

Koin-koin sebelah atas dianggap terlarang. Tidak diketahui secara jelas siapakah ketiga figur itu (Abu bakar (?), Muhammad (?) dan Aishah (?) dengan memegang pedang). Koin kedua adalah gambaran Yesus apokaliptik yang menyandang pedang. Dinar emas tahun 693. Kemudian koin-koin tradisional dengan huruf saja.

Sekarang, mari kita lihat koin bergambarkan Yesus dengan insial M (ditambah salib) sebagai MHMD – Yang Terpuji / Yang Terpilih

Image Image Image



Akhirnya, inilah kronologis Kubah Batu menurut saya :
  1. 621 M:
    Peristiwa Isra Mi’raj, Muhammad, terbang di atas punggu Buraq sampai Masjid terjauh "(QS 17:.1). (tentu saja ini bukan fakta sejarah, tidak ada bukti yang menguatkan hal ini. Namun untuk kemudahan jalan cerita, saya memasukkannya ke sini)
  2. 622 M :
    Tahun dimana diduga Kiblat dipindahkan arahnya dari Yerusalem menuju Mekkah (QS 2: 44-150). Pada kenyataannya, tidak pernah terjadi sampai 710 M
  3. 629 M:
    Kaisar Heraclius memasuki Yerusalem dengan kemenangan dan dia memulihkan kembali 'Salib Sejati'.
  4. 638 M:
    Yerusalem dikepung lama sekali oleh seorang komandan yang tidak diketahui namanya (Jalaludin?) Sampai Umar datang dengan lebih banyak pasukan. Ini adalah kota terakhir wilayah Palestina yang diambil (terlihat seperti kota ini tidak begitu penting). Rakyat dipimpin oleh Uskup Kristen Monofisit Patriach Sophronius menyerah dengan kehormatan dan perlindungan bagi gereja-gereja asli dan Kristen, tetapi 12,000 orang Yunani harus pergi. Orang-orang Yahudi diizinkan untuk kembali (seturut dengan konstitusi Madinah – namun ternyata banyak bertentangan dengan ayat-ayat Quran dan Tradisi Islam yang menyatakan Muhammad dan Yahudi berpisah sejak tahun 624). Menurut uskup Gaullic Arculf, yang tinggal di Yerusalem 679-688, Masjid Umar hanya sebuah struktur kayu persegi dibangun di atas reruntuhan dan menampung hingga 3.000 jamaah. Saya pikir itu tetap seperti ini untuk waktu yang lama.
  5. 687-691 M:
    Diduga pada tahun-tahun ini pembangunan Kubah Batu oleh al-Malik.
  6. 820 M:
    Yerusalem ditutup untuk sementara waktu oleh kepala pemberontak Abu Tamum Harabe.
  7. 830-833 M:
    Kubah Batu diperbaiki, atau lebih tepatnya dibangun oleh Khalifah al-Mamun, yang meninggalkan namanya sebagai pembangun kubah, sedangkan inskripsi 72 menunjukkan (bukan 72 tahun Hijriah yang sama dengan 691 M, tahun ke-72 pemerintahan dinasti Abbasiyah yang dimulai dengan migrasi dari Harran ke Baghdad tahun 758. maka 758 + 72 = 830 M).
  8. 969 M :
    Jatuh ke tangan Khalifah Mu'izz Fatimid. Gereja Makam Kudus dibakar.
  9. 1016 M:
    Bangunan itu sebagian hancurkan oleh gempa bumi. Pada jaman inilah restorasi dari mozaik asli dilakukan sebagaimana ditunjukkan buktinya oleh inskripsi. Konstruksi kayu dari kubah dibangun oleh Husei anak dari Sultan Hakem tahun 1022.
  10. 1022 M: .
    Ambulatori / bilik dalam dan luar dibangun kembali oleh El Zahir Lil’zaz.
  11. 1077 M: .
    Yerusalem dijarah oleh tentara Malik shah (Dinasti Seljuk).
  12. 1099 M: .
    Penguasa Fatimid mengusir kaum Kristen asli dari Yerusalem. Kota ini ditundukan oleh para Tentara Salib pada bulan Juni.
  13. 1187 M:
    Saladin mengambil alih Yerusalem, merobek altar, dan menutup batu itu dengan lembaran marmer yang dihiasi fresco (lukisan dinding), dan menyepuh dan memulikan kembali kubah, sebagaimana dibuktikan dalam prasasti bertahunkan 1189 M: (tahun selesainya proyek).
  14. 1318 M:
    restorasi luar dan menyepuhan kembali bagian dalam oleh Naker ed Din, sebagaimana dibuktikan dalam prasasti.
  15. 1520 M:
    The Sultan Sulaeman melaburi dasar dan balok-balok penopang dengan marmer. Kayu Cornice, yang melekat pada balok antara pilar, tampaknya berasal dari periode ini, dan lengkungan berselimut marmer yang agak berujung di bawah kubah mungkin juga berasal dari periode ini. Marmer agak bergerigi menutupi lengkungan di bawah kubah mungkin dari tanggal yang sama. Jendela-jendelanyapun bertuliskan tahun prasasti 1528 M. Seluruh eksterior saat ini ditutupi dengan ubin Eishani, terpasang oleh kait tembaga, sebagaimana dibuktikan oleh prasasti tertanggal 1561 Pintu-pintu direstorasi tahun 1564 M, seperti yang ditunjukkan oleh prasasti.
  16. 1830 M:
    Sultan Mahmud, dan juga ditahun 1873 – 1875 M abdul Aziz, keduanya memperbaiki Kubah Batu.

Saya banyak menemukan informasi ini di : A dictionary of Islam, Thomas P. Hughues, 1895 :
http://www.answering-islam.org/Books/Hughes/index.htm
Dan sebuat thread tentang Kubah Batu (oleh Thunderbalt):
http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... f=21&t=746
Terakhir, saya tegaskan lagi bahwa prasasti dalam Kubah Batu tidak ditulis oleh Abdul Malik (692), melainkan oleh Al Ma’mun (830/833 M) baik dari segi kesejarahan, maupun dari gaya penulisan kufik Iran-nya.


Kesimpulan

1. Penanggalan Tahun Gajah telah secara keliru dibuat, bukannya tahun 570 M, melainkan 552 M, dan prasasti Raja Abraha memperlihatkan fakta yang bertentangan dengan klaim tradisi Islam. Ia mengalahkan Arab, sangat mungkin tanpa bantuan gajah. Mungkin ayat itu menyebutkan peperangan lain, yaitu Qudissiyah (636) dalam surah 105. Prasasti Abraha tidak pernah menyebutkan apapun tentang ‘Mekkah’, (padahal konon katanya Mekkah sudah lama ada sejak jaman Ibrahim), ‘Abdul Mutalib’ ataupun ‘suku Quraish’. !

Penanggalan yang seharusnya dimulai tahun 552 M, konsekwensinya, akan menghapus seluruh kronologi dari tradisi Islam yang selama ini dikenakan pada kehidupan Muhammad, mulai dari kelahiran, karyanya, pengabdiannya, peristiwa-peristiwa penting, piagam Madinnah, penerimaan wahyu, sampai meninggalnya. Dengan demikian semua kisah dan catatan dari Sirat, Hadis, dan Sunnah sama sekali tidak bisa diandalkan kesejarahannya. Semua ini karena Abbas ibnu Abdul Muttalib (pendiri dinasti Abbasid) menciptakan karakter palsu, Abdul-Mutalib, untuk membenarkan asal-usul Muhammad .

Pada prosesnya Abbasid menciptakan semua kisah yang kita ketahui tentang islam dan nabinya, termasuk Sirrat, isnad / jalur transmisi kisah lisan, dan kalifah rashidunn, hadist dan mungkin juga (sebagian dari) Quran, yang mana kita tidak punya bukti bahwa Quran yang beredar pada jaman sebelumnya sudah selengkap seperti yang kita miliki sekarang.

Secara historis, tidak pernah ada kalifah sebelum jaman Marwan II pada tahun 748, yang ada adalah emir – atau gubernur provinsi. Dan Dinasti Ummayad tidak bertahan lama.

http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... 797#p90797
http://www.free-minds.org/petra


2 Dengan demikian, Dinasti Abbasid mengarang dongeng tentang Arab Pusat yang berawal di sekitar Mekkah, Kaabah dan ritual Haji.

Dalam Q.48.24 'Maka' bukan nama tempat, melainkan ‘MKK’ adalah bahasa Arab untuk kehancuran. Tidak ada bukti untuk penyembahan di Kaabah dalam sejarah dunia Arab pra-Islam, dan bahasa Arab untuk Ka’ab hanya menunjukkan kubus saja, atau tonjolan yang keluar dari sesuatu. Secara tradisional, orang Ismael menetap sepanjang barat laut Arab, terutama di wilayah Midian / Elam.

Lebih dari itu, bahasa Arab bukan bahasa agama di Arab pada abad ke-6 (QS.16:103) tetapi bahas Nabatea, Aram dan Syria. Semua kata-kata yang bermakna agama Quran seperti 'Dua'a' hanya berarti memanggil - bukan doa), 'Abad' , hanya berarti melayani - bukan ibadah), 'Deen' hanya berarti kepatuhan – bukan ‘agama’- yang lebih tepatnya bisa ditulis sebagai 'Muzdhab'.

Hanya dalam bahasa Persia maka kata ‘Din’ bisa berarti agama, yakni agama dari Daena Avesta. Begitu pula dengan 'Haji' yang tidak ada hubungannya dengan ziarah keagamaan, tetapi sebuah pertemuan musiman untuk bertransaksi tukar menukar atau jual beli, seerti halnya pasar musiman (QS 22:27; 28: 23-27).

http://www.free-minds.org/language

3 Segala sesuatu tentang Mekkah / Kaabah merujuk pada keyakinan pagan dan politiknya. Pertama tempat suci Islam sama sekali tidak diketahui dari semua bukti-bukti yang kita bisa kumpulkan dari abad ke-6. Apologis Islam harus mengandalkan catatan yang kurang berdasar dari Ptolemy tentang 'Macoraba', sementara Petra akan lebih selaras dengan ‘Moka’ yang ia maksud, baik secara geografis, maupun historis.
Menurut QS 37:137-38 nabi setiap hari bepergian melalui reruntuhan yang merujuk ke Petra atau, menurut saya, Hegra.
Dalam banyak ayat Quran 'Baitullah' diterjemahkan sebagai 'Rumah Allah' , dan secara jelas mengacu pada Betel / Sikhem sebagai dasar dari tempat penyembahan Abraham dan Yakub. Kemudian ‘Maqam Ibrahim’ secara alami adalah tempat dimana Yakub membangun sebuah altar dari tumpukan batu (Kejadian 28) yang sebelumnya ia gunakan sebagai bantalan tidur. Begitu pula ‘al Rukn’ dalam Quran. Batu hitam hanyalah sisa-sisa pemujaan Dewi Venus (Allat).

http://www.bible.ca/islam/library/islam ... awting.htm
http://www.studytoanswer.net/myths_ch5.html

4.. Quran berbicara tentang ‘Bekka’ sebagai tempat suci islam sebelumnya (3.96-97). Nama ini bisa merujuk ke banyak tempat termasuk Petra, Yerusalem (Mazmur 84) atau Galilea. Namun ada sebuah desa Davidik di utara Israel bernama Abel Beth Maakah (2Sam.20.14-18; 1&2Kgs.15, dekat Dan), yang bisa memandang ke Lembah Lebanon Bekaa. Mungkin saja ini asal muasal dari legenda Ratu Sheba.

http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... 737#p92737

5 Bukti kaligrafi menunjukkan bahwa bahasa Arab berasal dari aksara Aramaean / Nabatean dan bukan dari aksara Arab Pusat (Seperti aksara Mashq Ma'il). Lebih dari itu, tulisan Arab yang berhutang kepada 22 fonem Nabatea, sementara aksara Arab Selatan (Musnad) menggunakan fonem 28 akan lebih tepat. Namun justru aksara ini menghilang pada abad ke 7!

http://www.free-minds.org/ayman


6. Perubahan Kiblat dari Yerusalem ke Mekkah, seperti yang tertulis dalam( QS 2: 142-150) tidak pernah terjadi sekitar tahun 622 tetapi jauh-jauh hari kemudian, berdasarkan semua kesaksian tertulis pada jaman itu, setelah tahun 705 (Yakob dari Edessa, Balahhuri’s Futuh, dll). Muhammad dikatakan buta huruf (ummi, 3.75; 62:2) disanggah, sebab kata itu hanya berarti ia yang tidak faham dengan kitab-kitab suci, atau seorang awam.

http://www.free-minds.org/moh
http://www.faithfreedom.org/forum/viewt ... 48#1089048

7 Asal usul suku 'Quraisy' terkait dengan Mekah tampak seperti berkabut, tidak terang benderang dalam sejarah nyata. Surrah 106 berbicara tentang iring-iringan caravan, dan itu bisa jadi benar.Namun etimologi dari kata ‘Quraish’ dalam bahasa Elomit / Elam 'Kurasyh' berarti ' yang dianugerahkan untuk merawat' atau ‘penyedia'. Nama ini menyarankan serombongan panjang karavan baik di Jalur Sutra atau Jalur Kemenya. Ini adalah etimologi yang berkaitan dengan bangsa Kurdi. Penggalian kembali Urkish telah membentuk kembali pemahaman kita tentang bangsa ‘Ur Kasdim’. Jadi ‘induk segala desa’ atau ‘induk segala kota (QS 6:92, 42:7) menunjuk kea rah dimana Nuh konon mendarat pertama kali (QS 11:14). Sehingga sangat jauh kenyataannya dari Arab Pusat, karena ia berada di sekitar Suriah Utara dan Irak !

Akar-akar Akkadian dan Siriah di NSR (Ansars/Nasara):
http://forum09.faithfreedom.org/viewtop ... 466#p89466


8. Singkatnya Arab Pusat bukan tempat kelahiran nabi Islam. Tidak ada 'Mekah', tidak 'Kabah, tidak' haji', tidak 'suku Quraish', tidak 'Muhammad' di abad ke-6. Legenda-legenda ini secara keseluruhan telah dibangun oleh Dinasti Abbasiyah, dari 750 dan,
menulis ulang warisan Umayyah (berdasarkan ratifikasi Konstitusi Madinah) dengan motif balas dendam, dan menempatkan diri mereka di pusat kisah-kisah peristiwa itu melalui mistifikasi cerita.

viewtopic.php?p=93188#p93188
viewtopic.php?p=93474#p93474

9. Dari semua kesakian di atas dan juga kesaksian non-muslim kesaksian atas Muhammad histories, saya sampai pada kesimpulan bahwa nabi ini pasti hidup dan berkarya sampai tahun 640-an dan saya juga berpikir bahwa nabi yang ini tidak sama dengan nabi yang satu lagi yang pernah hidup di Madinah.

Saya mengidentifikasi Salman dari Persia sebagai sang nabi lemah lembut, dan berasumsi bahwa Muhammad bin Maslamah (bukan Musaylima) sebagai nabi eskatologis yang berperang sebagaimana dijelaskan dalam kesaksian mereka.

Maslamah inilah yang digambarkan bercirikan hitam, tinggi dan kokoh, seorang komandan berpangkat rendah yang dikenal berkarakter keras, yang menentang Amr, komandan Mesir, serta membakar istana bin Sad Waqqas, pemenang di Qadisiyyah (636). Dia bagaimanapun bukan laki-laki yang mudah diatasi! Setelah pensiun, ia “membiarkan pedang kayu “ bergantung untuk "menakut-nakuti orang." Benar-benar cocok dengan gambaran Muhammad Historis memang ...! Entah dia ataupun Salman yang dijadikan figur nabi yang resmi karena mereka berdua keturunan non- Arab.

http://www.witness-pioneer.org/vil/Arti ... slamah.htm
http://wikiislam.net/wiki/Kinana

10. Hanya ada lima kali penyebutan MHMD (t) dalam Al Qur'an, yang tampaknya palsu. Tidak ada penyebutan Muhammad sebagai suatu nama diri (proper name) di seluruh Arab Pusat pada abad keenam masehi. Nama ini menjamur hanya setelah Islam muncul sebagai sebuah agama resmi. Semua bukti yang ada memperlihatkan bahwa MHMD(t) adalah julukan apokaliptik bagi Yesus yang disematkan oleh kaum Ismail, yang diambil oleh oleh beberpa panglima perang seperti Muhammad bin Maslamah dalam rangka untuk membenarkan perampokan, penjarahan, dan pembunuhan di belakang tameng pembenaran apokaliptik.

Sejauh ini prasasti di Kubah Batu berdiri baik sebagai keanehan dan pengecualian yang luar biasa terhadap segala fakta ilmiah yang bisa kita kumpulkan tentang Quran dan nabinya sebagai fakta sejarah. Sekarang kita tahu bahwa pembangunan Kubah Batu didedikaskan oleh Al Ma’mun pada tahun 830-833 M dan bukan oleh Abdul Malik tahun 691 – 694, akan menempatkan kita pada terang sejarah yang lebih kredibel.

Singkatnya, hampir segala sesuatu tentang sejarah Muhammad harus dikembalikan pemunculannya pada panggung redaksi kemunculan dinasti Abbasiyah. Dinasti Umayyah sebelumnya bersandarkan kurang lebih pada ratifikasi Piagam Madinah yang ditanda-tangani tahun 622. Piagam Madinah adalah suatu traktat yang ditanda-tangani oleh persekutuan faksi-faksi Arab, Kristen, Hanif / Sabian, dan Yahudi Mesianik. Mereka tidak memiliki Quran seperti yang kita kenal sekarang, dan MHMD dalam benak mereka adalah Yesus apokalips, sang Imam Mahdi yang mereka bersama yakini.

- TAMAT -

 Sumber: http://islamsejarah.blogspot.com/2011/09/muhammad-mitos-atau-fakta-sejarah-bab-8.html

0 Response to "Muhammad : Mitos atau Fakta Sejarah ? Bab 8"

Posting Komentar