Restorasi Meiji

Dinihari, 3 Januari 1868, pasukan Satsuma yang dipimpin Jenderal Besar Saigo Takamori yang sangat terkenal mengepung istana shogun di Kyoto, juga pasukan Chosu berjaga-jaga di pinggiran kota. Istana Shogun dengan cepat dikuasai karena shogun terakhir Tokugawa, Yoshinobu, sudah tidak berminat untuk mempertahankan kekuasaannya. Kaisar muda dilantik saat berusia 15 tahun, yaitu Mutsuhito Meiji.
Restorasi Meiji,, terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir Zaman Edo dan awal Zaman Meiji. Restorasi Meiji juga dikenal dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi, atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi ini merupakan akibat langsung dari dibukanya Jepang kepada kedatangan kapal dari dunia Barat yang dipimpin oleh perwira angkatan laut asal AS, Matthew Perry.



Pembentukkan Aliansi Sat-cho, yaitu antara Saigo Takamori, pemimpin Satsuma, dengan Kido Takayoshi, pemimpin Choshu, adalah titik awal dari Restorasi Meiji. Aliansi ini dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan melawan Keshogunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Keshogunan Tokugawa resmi berakhir pada tanggal 9 November 1867, ketika Shogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu “memberikan kekuasaannya ke Kaisar” dan 10 hari kemudian mundur dari jabatannya. Titik ini adalah awal “Restorasi” kekuasaan imperial. Walau begitu, Yoshinobu masih tetap memiliki kekuasaan yang signifikan .


Restorasi Meiji merupakan usaha besar-besaran kaisar Meiji untuk menciptakan Jepang baru, yaitu transformasi dari negara yang terisolasi dan miskin menjadi negara yang modern. Restorasi Meiji membawa perubahan besar dalam kehidupan bangsa Jepang, terutama pendidikan.

Kebijaksanaan selanjutnya yaitu pendidikan wajib dan bebas bagi seluruh rakyat selama 4 tahun dan dibukanya berbagai macam dan tingkatan sekolah, hingga pada tingkat universitas. Era Tokugawa dalam bidang pendidikan, prestasi individu tidak dapat merubah status sosial mereka, hanya kaum samurai yang dapat dengan bebas menentukan pekerjaan mereka. Dalam masa Meiji hal ini berubah, dan itulah yang membuat dorongan kepada semua orang untuk belajar keras.


Sistem pendidikan yang digunakan disesuaikan dengan sistem pendidikan Barat, sehingga memberikan landasan untuk mengejar ketertinggalan Jepang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan ini dimanfaatkan juga untuk mendidik sifat-sifat yang terkandung dalam ajaran Bushido kepada seluruh rakyat. Patriotisme dan kesetiaan pada Tenno Heika merupakan ajaran penting. Maka didapat hasil dari demokratisasi pendidikan, yang pertama, meningkatnya mutu seluruh rakyat. Kedua tumbuhnya kesetiaan kepada negara dan pemerintah, terakhir digerakannya semangat untuk orang yang mampu belajar.
Kebijaksanaan selanjutnya yaitu, sikap Jepang untuk lebih berorientasi kepada kekuatan sendiri daripada mengharap bantuan luar negeri. Maka usaha alih teknologi dengan Membeli mesin-mesin indsustri terbaru hasil revolusi industri juga mendapatkan hak paten yaitu dibongkar, dianalis, ditiru, dan dikembangkan. Hal ini dilakukan secara meluas dengan menggunakan produksi di rumah (home production), sehingga pengaruhnya besar sekali pada perkembangan masyarakat dan industri Jepang ke depan, sebab usaha tersebut berkembang dari tingkat rendah dan menengah sebagai landasan indsutri Jepang.


Kebijaksanaan selanjutnya yaitu diadakannya sistem wajib militer melalui undang-undang 1872. Dengan dihapuskannya kelas samurai, fungsi pertahanan menjadi tanggung jawab seluruh rakyat. Maka tumbuhlah solidaritas nasional yang tadinya masih dibagi kedalam kelas-kelas. Selanjutnya kebijakan mengenai perubahan sistem perpajakan, sumber utama perpajakan berasal dari tanah. Pajak dibayar dengan hasil tanah, akibatnya pemasukan pajak tidak stabil karena tergantung dari hasil panen.


Sedangkan dalam pemerintahan Meiji ditentukan ketetapan pajak untuk masa enam tahun yang harus dibayar dengan uang tunai. Pajak ditetapkan sebesar 3% dari nilai tanah. Ditambah pula dengan pajak desa sekitar 34% dari hasil produksi petani. Meskipun banyak petani yang kurang puas, pemerintah dapat mengumpulkan
Resorasi Meiji tahun 1868 yaitu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan persenjataan yang lebih canggih dan lebih menghancurkan, hal ini harus ditopang oleh kekayaan dan kemajuan ekonominya. Banyak cara yang dilakukan Jepang untuk mencapainya yaitu.
1. Pasca revolusi industri yang terjadi di Eropa, Jepang mengirimkan orang-orang yang terbaik ke pusat-pusat pengetahuan dan teknologi Barat.
2. Mendatangkan ribuan ahli dan instruktur dari seluruh dunia untuk memberikan ilmunya di Jepang. Para hali tersebut mencakup pada aspek pendidikan militer, ahli pertanian, ahli teknik.
3. Membangun pusat-pusat pendidikan teknik industrial.
4. Membeli mesin-mesin industri terbaru hasil revolusi industri, dan juga hak paten teknologi untuk dibongkar, dianalisis, ditiru, dan dikembangkan.
5. Membeli sebanyak-banyaknya buku-buku terbaru keluaran Barat, hal ini yang paling efisien dan berperan besar dalam pembangunan.
Sektor pendidikan dibangun dengan mendatangkan pakar-pakar terbaik dan guru-guru dari seluruh dunia. Mereka diberikan jabatan yang tinggi, selama era Meiji kurang lebih 200 orang Amerika dipekerjakan dan diberikan otoritas yang besar. Bahkan profesor matematika dari Amerika yaitu David Murray diberi wewenang mulai dari membentuk kurikulum hingga menentukan bentuk bangunan sekolah dan mejanya.
Mori Arinori berpendapat bahwa pengetahuan yang bersifat eknis lebih dapat langsung bermanfaat bagi kemajuan ekonomi dan militer Jepang daripada pembelajaran ilmu-ilmu dengan teori-teori yang mengagumkan tetapi sulit dikembangkan secara praktis. Maka dari itu, dalam rangka mempercepat indsutrialisasi, ia memberikan penekanan pada pendidikan yang bersifat teknis industrial.


Yukichi Fukuzawa berkeyakinan bahwa kemajuan industri dan militer Barat diraih sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil dari revolusi kecerdasan dan cara berpikir orang Eropa. Untuk maju, sebuah bangsa harus menciptakan percepatan kualitas intelektual manusianya. Maka sebuah sistem berkualitas tinggi harus dibentuk, Fukuzawa mendorong disebarkannya pembelajaran ilmu praktis yang menciptakan pembangunan yang kuat seperti di Barat.


Di Jepang, Cina, dan Korea sampai hari ini, ajaran-ajaran Konfusius telah menjad jiwa dan menjadi salah satu faktor utama kemajuan negara-negara tersebut. Ajaran Konfusius dalam Bisnis Jepang antara lain :
1. Bekerja adalah jiwa dan nilai dari hidup itu sendiri. Artinya bekerja tidak semata-mata mencari uang, melainkan memberikan sesuatu yang berharga pada masyarakat dengan bekerja, hidup kita yang singkat mempunyai nilai. Hal ini diwujudkan dengan bekerja sebaik-baiknya untuk masyarakatm perusahaan, serta untuk kejayaan bangsa dan negara.
2. Uang bukan segala-galanya. Artinya, Para pengusaha Jepang tidak pernah pusing dengan keuntungan jangka pendek, melainkan mereka memikirkan bagaimana mengembangkan dan memperkuat usahanya dalam jangka panjang. Para pengusaha Jepang lebi suka memikirkan apa yang bisa mereka sumbangkan pada perusahaan daripada memikirkan bagaimana menaikan gaji mereka.
3. Pendidikan dan proses belajar itu penting, Artinya keunggulan industri hanya dapat diraih dengan belajar, dan belajar lebh baik daripada melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat. Bahkan pelajar di Jepang ketika menghadapi ujian, mereka hanya tidur 3 jam, bahkan ketika buang hajat mereka sempatkan untuk membaca buku.
Terdapat karakteristik gabungan kualitas enterpreneurship dan nilai-nilai Konfusius yaitu :
1. Kemauan belajar yang tinggi, kecerdasan intelektual, dan teknis.
2. Visi dalam melihat pasar, kemampuan ini didukung oleh kecerdasan intelektual yang sangat tinggi sehingga mereka mampu melihat jauh potensi-potensi bisnis ke depan, juga produk-produk unggul yang akan diminati pasar, awalnya nasional, lalu diekspor ker berbagai negara.
3. Keberanian untuk berinvestasi dan menanggung resiko Tidak hanya sekedar berani tetapi kecerdasan yang tinggi membuat mereka lebih percaya diri dalam mengukur dan memanajemeni potensi bisnis dan resikonya.
4. Sabar, memiliki dorongan yang kuat, sekaligus tidak materialistis
Jepang yang tadinya hanya negara petani, sekarang sudah menjadi negara industri yang unggul. Misalnya Furukawa Ichibei pada mulanya penjual tahu yang menjadi raja tembaga Jepang, hal yang dimiliknya adalah kecerdasannya, pengetahuan teknisnya, dan semangatnya untuk bekerja keras. Shibusawa Eiichi pendiri Dai Ichi Bank, yang saat ini adalah salah satu bank terbesar di dunia dengan aset lebih dari 100 miliar dolar. Kesuksesan yang ia raihh dengan berbuat baik, saling membantu, bahkan dengan pesaing sekalipun.


Dalam buku Technology and Industrial Development in Japan, Odagiri dan Goto menyimpulkan bahwa Jepang pada Restorasi Meiji mencapai keberhasilan yang cukup tinggi karena
1. Masyarakat Jepang memiliki daya serap teknologi yang tinggi, sebagai hasil dari kualitas pendidikan dan adanya kapabilitas teknologi mesin loka sederhana yang telah berkembang sejak era Tokugawa.
2. Jiwa Enterpreneurship dari pengusaha Jepang yang berani berinvestasi dan mengambil resiko dalam mengadaptasikan dan menggunakan teknologi-teknologi baru tersebut.
3. Tingkat kompleksitas mesin-mesin hasil revolusi industri belum terlalu rumit. Sehingga mempunyai kesempatan untuk untuk membongkar, menganalisis, meniru, dan mengembangkan.
4. Pada awalnya, banyak terjadi kegagalan dalam pemakaian teknologi baru ini. Akan tetapi, bangsa Jepang ternyata dapat mengatasinya dengan cepat.
Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji (Meiji Ishin) tahun 1868 dan dekade sesudahnya, bangsa Jepang telah membuktikan diri kepada dunia sebagai bangsa yang memiliki kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi maju yang dapat disejajarkan dengan Amerika dan negara maju lainnya. Hal yang terpenting dari restorasi ini adalah restorasi dibidang pendidikan, yaitu mengubah sistem pendidikan dari tradisional menjadi modern (saat itu dimulai dengan mengadopsi sistem Jerman), program wajib belajar, mengirim mahasiswa Jepang untuk belajar ke luar negeri (ke Francis dan Jerman), dan meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis.


Semenjak Restorasi Meiji dikibarkan pemerintah Jepang terus menjalankan kebijaksanaannya dengan mulai giat menerjemahkan dan menerbitkan pelbagai macam buku, di antaranya tentang ilmu pengetahuan, sastra, maupun filsafat. Para pemuda banyak dikirim ke luar negeri untuk belajar sesuai dengan bidangnya masing-masing, tujuannya jelas yaitu mencari ilmu dan menanamkan keyakinan bahwa Jepang akan dapat setara dengan kemajuan dunia Barat.


Sebuah doktrin penting yang mengilhami restorasi Meiji dan menjadi pandangan hidup orang Jepang tentang pentingnya pendidikan, dirumuskan pertama kali oleh Fukuzawa Yukichi, bapak pendidikan Jepang yang hidup pada zaman Meiji. Menurut Fukuzawa dalam bukunya berjudul Gakumon no Susume (Jepang: di antara Feodalisme dan Modernisasi), kedudukan manusia dalam suatu negara harus ditentukan oleh status pendidikannya, bukan oleh nilai-nilai yang dibawa sejak lahir sebagai warisan. Atas pemikiran dan upaya yang luar biasa dari Fukuzawa dalam merestorasi pendidikan Jepang, pemerintah Jepang hingga saat ini memberikan kehormatan tertinggi dengan menampilkan gambar Fukuzawa dalam nilai tertinggi dari mata uang Jepang, sepuluh ribu yen.
Kemajuan bangsa Jepang terus bertambah sesudah tentara pendudukan Amerika Serikat (AS) — setelah Jepang kalah perang pada PD II — banyak memberikan dorongan pada bangsa Jepang untuk mencurahkan perhatiannya pada bidang pendidikan. Struktur baru pendidikan yang dikembangkan Amerika Serikat dalam Cummings (1984), ada empat hal pokok yang dapat dijelaskan.
Pertama, sekolah dasar (SD) wajib selama enam tahun dan tidak dipungut biaya. Tujuannya untuk menyiapkan anak menjadi warga yang sehat, aktif menggunakan pikiran, dan mengembangkan kemampuan pembawaannya. Kedua, sesudah SD ada sekolah lanjutan pertama selama tiga tahun, bertujuan untuk mementingkan perkembangan kepribadian siswa, kewarganegaraaan, dan kehidupan dalam masyarakat serta mulai diberikan kesempatan belajar bekerja.
Ketiga, setelah sekolah lanjutan pertama, ada sekolah lanjutan selama tiga tahun. Bertujuan untuk menyiapkan siswa masuk perguruan tinggi dan memperoleh keterampilan kerja. Keempat, universitas harus berperan secara potensial dalam mengembangkan pikiran liberal dan terbuka bagi siapa saja, bukan pada sekelompok orang. Munculnya struktur baru pendidikan di Jepang yang di kembangkan Amerika Serikat, merupakan bentuk “revisi” dari struktur pendidikan lama yang sudah ada sebelum Perang Dunia II.
Saat ini wajib belajar masih dijalankan dengan ketat dijepang dari SD sampai SMA, sehingga tidak heran hampir 100 persen penduduk Jepang tamat SMA dan hampir tidak ada yang buta hurup, artinya hampir 100 persen penduduk Jepang dapat membaca kanji yang jumlahnya sekitar 3000 kanji beserta kombinasi berikut cara bacanya.
Sebagian besar lulusan SMA di Jepang melanjutkan ke universitas atau sekolah kejuruan. Ada juga universitas terbuka istilahnya “Hosyo daigaku” yang perkuliahannya dilakukan melalui TV swasta khusus selama 18 jam nonstop setiap hari, dan materinya diberikan oleh profesor-profesor yang cukup terkenal diseluruh Jepang. Prosentase lulusan S-1 yang melanjutkan S-2 sangat besar, contohnya apa yang dilakukan oleh Osaka University, hampir 70 persen mahasiswa S-1 diuniversitas ini melanjutkan S-2, dan 10 persen ke S-3. Karena wajib belajar, uang sekolah dan fasilitas lainnya dari SD sampai SMP terutama untuk keluarga menengah kebawah menjadi kewajiban negara .
Investasi yang ditanamkan Jepang untuk pendidikan sangat besar namun hasil yang diperolah dari investasi tersebut sangat signifikan, sebagaimana yang kita lihat tentang Jepang sekarang ini dengan GNP melebihi 34.000 USD (Indonesia 700 USD). Korelasi antara majunya pendidikan Jepang dan kemajuan industrinya benar-benar terwujud. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan bangsa Jepang tumbuh menjadi negara industri utama di Asia, yang kedudukannya sejajar dengan bangsa Barat lain seperti Inggris maupun Prancis.
Di samping itu, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh The Political and Economic Risk Consultancy (PERC), lembaga konsultan yang berkedudukan di Hong Kong pada akhir tahun 2001 (Republika, 03/05/02) menempatkan Jepang dalam urutan ketiga di bawah Korea Selatan dan Singapura, dalam Human Development Index atau indeks pembangunan manusia (IPM

0 Response to "Restorasi Meiji"

Posting Komentar